Ini Cara Menjawab Ketika Kamu Ditanya Kapan Nikah Saat Lebaran

Minggu 23-04-2023,09:32 WIB
Reporter : Fauziah Rahimi

RADARUTARA.ID - Bagi kamu yang masih lajang dan jomblo, suasana lebaran dan hari raya biasanya menjadi suasana yang membuat kamu tidak nyaman. Sekalipun dijadikan sebagai waktu yang tepat untuk silaturahmi. Biasanya silaturahmi itu sebagai pengerat persaudaraan dan kekeluargaan.

Namun tidak semua orang menyenangi kumpul keluarga karena alasan tertentu. Salah satunya tidak siap menjawab pertanyaan apabila ditanya kapan menikah. Pertanyaan basa-basi kerap terlontar, meski membuat beberapa orang merasa tidak nyaman jika sudah berurusan dengan jodoh.

 

Biasanya, pertanyaan itu datang dari saudara-saudara dekat. Termasuk orang tua dan kerabat yang ingin mengetahui tentang perkembangan dan rencana kita. Serta ingin mengetahui lebih jauh tentang kepribadian kita.

BACA JUGA:Kamu Harus Waspada Modus Skimming ATM Selama Lebaran

Sebagai contoh, jika ada kerabat yang masih lajang, selalu saja ada yang menanyakan 'kapan nikah' atau 'sudah punya pacar belum'? Terkadang dilanjutkan juga dengan pertanyaan yang bikin semakin awkward misalnya 'dijodohin dengan seseorang yang dianggap baik dan sesuai dengan kita.

 

Dalam kondisi tertentu, untuk sebagian orang, pertanyaan Lebaran yang demikian bisa terasa mengganggu atau meresahkan. Beberapa orang mungkin bakal bingung ketika diberondong pertanyaan “template” soal capaian diri.

 

Lantas, bagaimana cara menjawab pertanyaan terkait pernikahan?

Psikolog sosial, Regina Navira Pratiwi mengatakan bahwa sikap pertama yang harus dilakukan oleh penerima pertanyaan "Kapan nikah?" adalah memiliki pola pikir yang netral atas pertanyaan tersebut.

Ia mengatakan, penting bagi penerima pertanyaan untuk menganggap bahwa pertanyaan "Kapan nikah?" adalah pertanyaan yang sama dengan pertanyaan terkait hal lainnya. Dengan demikian, pertanyaan itu sebaiknya direspons dengan jawaban yang netral pula.

"Bila kita sudah paham bahwa pertanyaan tersebut adalah hal yang netral maka cobalah untuk memberikan jawaban yang juga netral dan objektif. Berilah jawaban yang bisa membuat kita berada di posisi yang aman," ujar Regina kepada CNBC Indonesia, dikutip (22/4/2023).

Pakar psikologi sosial dari Empathinc Psychology Center ini mengatakan, penerima jawaban tidak perlu menjawab dengan konotasi yang buruk. Sebagai gantinya, jawablah dengan meminta doa yang terbaik dari seseorang yang bertanya, seperti "Mohon didoakan saja, ya," atau segera mengalihkannya dengan topik lain.

Regina mengatakan, berusaha untuk bersikap netral, menjawab secukupnya, dan memberikan interpretasi kesan positif melalui jawaban yang diberikan adalah cara untuk menyelamatkan diri dari hal-hal yang buruk.

Kategori :