Fakta Unik Burj Khalifa, Gedung Tertinggi di Dunia

Kamis 09-02-2023,00:21 WIB
Reporter : Reka Desrina

RADARUTARA.ID - Siapa yang tidak mengetahui Burj Khalifa? Gedung pencakar langit tertinggi di dunia yang sangat cantik dan modern.

Burj Khalifa dibangun dengan biaya sekitar 130 miliar Dollar Amerika atau sekitar Rp2 kuadriliun. Gedung yang tingginya mencapai 828 meter ini tidak memiliki septic tank atau tempat pembuangan kotoran.

Dilansir Daily Star, Burj Khalifa memiliki fakta unik dibalik kemegahan tampilannya, yakni tidak memiliki septic tank dan harus bergantian dengan truk-truk pengangkut kotoran untuk membersihkan sampah dari gedung tersebut. Truk-truk tersebut datang secara rutin untuk membersihkan kotoran dan sampah dari Burj Khalifa.

Hal ini sangatlah unik, bisa dibayangkan kumpulan tinja seberat 15 ton harus diangkat keluar dari gedung 160 lantai ini setiap harinya menggunakan truk. 

BACA JUGA:Gitasav Sebut Punya Anak Adalah Beban, Netizen: Lah Kamu Beban Ibumu

Pemandangan truk berwarna orange di sekiitar Burj Khalifa yang konvoi untuk membawa kotoran manusia itu, seolah-olah menjadi hal yang biasa dilihat.

Tak cukup sampai di situ, truk-truk yang mengangkut tinja tadi harus mengantre sangat panjang untuk pembuangan ke tempat pemrosesan kotoran, bahkan menghabiskan waktu hingga 24 jam. 

Hal inilah yang membuat Burj Khalifa disebut-sebut sebagai salah satu gedung dengan sistem sanitasi yang buruk. Namun apakah alasan dari gedung pencakar langit, Burj Khalifa ini tidak memiliki septic tank? 

Adrian D. Smith, seorang arsitek yang mendesain Burj Khalifa bukan sengaja tak membuat sistem sanitasi atau saluran pembuangan septic tank pada gedung ini. Akan tetapi, pembangunan Burj Khalifa yang tanpa septic tank memanglah dibuat demikian.

BACA JUGA:Klaim Awet Muda Karena Tak Punya Anak, Seorang Wanita Iseng Tanyakan Umur Gitasav Kepada Buruh Bangunan

Alasan tidak dibuatnya septic tank pada Burj Khalifa lantaran krisis yang terjadi pada tahun 2008 silam. Dubai terkena dampak krisis yang cukup besar dan pada saat itu Burj Khalifa selesai dibangun.

Karena hal itu pengembang memutuskan untuk tidak membuat sistem saluran pembuangan ke kota, dan ditambah lagi ketika itu sistem sanitasi di sekitar gedung juga mengalami kerusakan,

Andai saja saat itu Burj Khalifa tetap membangun saluran pembuangan, maka biaya yang dibebankan semakin besar dan waktu penyelesaian gedung juga akan mundur dari yang sudah dijadwalkan. 

Menurut pihak pengembang, mereka meyakini dengan mengangkut kotoran manusia setiap hari menggunakan truk merupakan cara yang tepat, mudah dna murah. Hanya saja hal tersebut sekarang menjadi masalah, sebab gedung yang penghuninya mencapai 35 ribu orang tersebut menghasilkan sampah belasan ton per hari. 

Biaya yang dikeluarkan untuk pengangkutan kotoran menggunakan truk setiap harinya tidaklah sedikit. Oleh karena itu, akhirnya Burj Khalifa berencana untuk membangun kembali sistem pembuangan kotoran atau septic tank. 

Kategori :