KERKAP, RADARUTARA.ID - Seorang remaja berumur 17 tahun, sebut saja namanya Jago (nama samaran,red) warga Kelurahan Lubuk Durian, Kecamatan Kerkap, Kabupaten Bengkulu Utara nekat menyiramkan bensin ke tubuhnya sendiri dan membakarnya. Alhasil, tubuh korban langsung diselimuti api yang membakar tubuhnya.
Peristiwa bakar diri yang dilakukan Jago ini terjadi pada Selasa, 27 Desember 2022 di rumahnya sendiri. Usai kejadian, Ibu korban yang melihat hal ini langsung menjerit dan meminta tolong pada tetangganya untuk membantu menyelamatkan korban.
Tak lama, Jago yang menderita luka bakar di sekujur tubuhnya itu langsung dibawa oleh warga ke Puskesmas Perawatan Lubuk Durian. Tenaga medis di Puskesmas yang melihat kondisi korban, langsung merujuknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arga Makmur untuk mendapatkan penanganan medis lanjutan.
Sayangnya, setelah dua hari dirawat, nyawa korban tetap tak tertolong. Ini lantaran luka bakar di tubuhnya yang hampir merata dan menimbulkan banyaknya jaringan tubuh yang mengalami kerusakan.
BACA JUGA:Nekat Bakar Diri Sendiri, Remaja Kerkap Meninggal Dunia
Seperti disampaikan dokter yang bertugas di Puskesmas Perawatan Lubuk Durian, dr Rima Dramuslima, remaja yang membakar dirinya sendiri asal Kelurahan Lubuk Durian itu datang dengan kondisi luka bakar yang sangat serius.
"Begitu datang, saya melihat luka bakar pasien ini sudah hampir ke sekujur tubuhnya. Yakni mulai dari dada, punggung, kepala, wajah, kedua tangan, dan kaki sampai alat kelaminnya," ungkapnya.
Melihat hal ini, pihaknya tanpa menunggu lama langsung merujuk pasien tersebut untuk dibawa ke RSUD Arga Makmur agar mendapat penanganan dengan peralatan yang lebih lengkap dan dokter spesialis.
Ditanya soal mengapa luka bakar bisa menyebabkan kematian, dr Rima menjelaskan, pasien dengan luka bakar serius yang sudah lebih dari 25 persen bagian tubuhnya, memiliki potensi kematian.
"Apalagi pasien yang datang kemarin itu sudah lebih dari 50 persen. Jadi sangat rentan mengalami kematian, karena jaringan-jaringan di tubuhnya sudah banyak yang rusak dan tidak bisa bekerja secara normal," terangnya.
Menurut dr Rima, luka bakar selalu menyebabkan dehidrasi pada tubuh pasien. Pasalnya, untuk mengatasi kerusakan jaringan dan sel-sel yang rusak terbakar, secara alamiah tubuh akan mengeluarkan cairan guna menyembuhkan kerusakan itu.
"Dehidrasi dapat terjadi karena luka bakar dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh yang cukup banyak, terutama jika luka bakar terjadi di area yang luas," lanjutnya.
Ditambah, saat pasien datang, dr Rima melihat luka bakar juga terjadi pada bagian-bagian vital tubuh seperti hidung, mulut, tenggorokan dan dada. Maka, proses asupan oksigen untuk menyuplai kebutuhan penyembuhan menjadi terganggu.
"Tubuh kita 80 persen terdiri atas cairan. Kemudian, pada saat luka bakar yang luas, ini akan menyebabkan banyaknya cairan tubuh yang keluar karena proses alamiah tubuh untuk penyembuhan. Jadi agar cairan tubuh tetap terpenuhi, harus dibarengi dengan pemberian cairan. Baik itu melalui infus, maupun melalui mulut (minum,red). Jika luka bakar parah, jaringan syaraf, jaringan luar dan dalam tubuh bisa terganggu, jadi bisa saja cairan infus yang diberikan tidak mampu disalurkan secara maksimal karena kegagalan fungsi organ," bebernya.
Rima menjelaskan, luka bakar serius adalah luka bakar yang mengenai lebih dari 25 persen permukaan tubuh seseorang atau luka bakar yang mengenai area yang sensitif seperti wajah, leher, atau tangan.