MARGA SAKTI SEBELAT RU.ID - Zelka Sri Susanti, 14 tahun, santriwati peraih medali emas asal Pondok Pesantren (Ponpes) Babussalam, Desa Suka Maju, Kecamatan Marga Sakti Sebelat (MSS), Kabupaten Bengkulu Utara, adalah murid kelas II MTs di Ponpes Babussalam. Dalam kegiatannya menimba ilmu di Ponpes Babussalam, Zelka terdaftar di kelas Tahfidz Qur'an. Di sisi lain, informasi menyatakan.
Zelka, merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan suami istri (pasutri) Mardan (almarhum, Red) dengan Ibunya bernama Nurliyawati, asal Desa Suka Baru, Kecamatan MSS.
Lantaran anak yatim, pihak Ponpes Babussalam memberikan beasiswa gratis selama menempuh pendidikan 3 tahun di Ponpes Babussalam.
"Kesehariannya rajin, baik dan tidak banyak ulah. Dan selama ini ananda Zelka, masuk di dalam urutan 10 besar dari seluruh santri yang ada di kelasnya," ungkap pimpinan Ponpes Babussalam, Ust Suwito.
BACA JUGA:Komite SMAN 07 Bengkulu Utara Diduga Pungut Biaya Jutaan per Semester
BACA JUGA:Raih Medali Emas POPESDA Bengkulu, Santriwati Babussalam Melaju ke Tingkat Nasional
Dikatakan Suwito, dalam kegiatan pendidikan yang berlangsung di Ponpes Babussalam ini. Setiap santriwan/i memiliki kesempatan luas untuk mengikuti sistem pendidikan sesuai minat belajarnya.
Apalagi, Ponpes Babussalam memiliki beberapa kelas pendidikan berbeda mulai dari kelas tahfidz quran, tilawah, kitab kuning, kaligrafi, pencak silat, seni sholawat hadroh, olah raga, pramuka, dakwah, ceramah dan khutbah.
"Kita beri peluang kepada anak sesuai bakat dan skill sesuai yang diinginkan oleh santri. Karena jiwa setiap anak tidak sama. Dan walau pun mereka di pesantren, tidak menutup kemungkinan mereka juga handal di bidang lain khususnya bidang olah raga sesuai prestasi yang berhasil dibuktikan dan diraih oleh ananda Zelka dalam menyabet medali emas di kompetisi Popesda Provinsi Bengkulu," imbuhnya.
Fasilitas bangunan belajar yang dimiliki oleh Ponpes Babussalam saat ini masih sangat minim. Diantaranya ada asrama putra 3 kamar, asrama putri 5 kamar sedangkan ruang kelas dan kantor semua gabung jadi satu untuk tiga kelas yakni kelas I, II dan III.
BACA JUGA:Pendidikan Gratis, Agustam: SE Gubernur Dipertanyakan
BACA JUGA:BUMDes Jangan Sampai Matikan Usaha Warga
"Tambahan fasilitas yang sedang kita targetkan sekarang dan menjadi kebutuhan adalah masjid, kantor madrasah, nambah ruang asrama dan gedung madrasah aliah. Kebetulan tuntutan dan permintaan masyarakat kepada kami untuk membuka kelas madrasah aliyah sangat besar. Dan, itu semua secara bertahap dan dengan kemampuan terbatas akan berusaha kami wujudkan. Meski hari ini kita tidak tahu harus kemana mencari dukungan anggaran untuk mewujudkan, itu semua. Karena saat, ini kita masih memiliki pekerjaan yang belum selesai. Mulai dari mushola, asrama dan fasilitas lainnya," ungkapnya.
Sementara terkait sumber pendanaan, diakui Suwito, sejauh ini Ponpes Babussalam belum pernah mendapat dukungan atau suntikan anggaran khusus yang berasal dari pemerintah. Seluruh anggaran yang digunakan oleh Ponpes untuk penyelenggaraan pendidikan maupun pembangunan Ponpes Babussalam, murni masih mengandalkan bantuan dari sedekah masyarakat dan inisiatif pribadi yayasan.
"Baik anggaran yang bersifat khusus, rutin maupun dalam bentuk bangunan. Dari pemerintah belum pernah kami dapatkan. Sedekah seribu, dua ribu dari masyarakat itu yang kita kumpulkan. Dan pribadi dari usaha yayasan. Kalau bantuan anggaran dari pemerintah belum pernah kami dapatkan," ungkapnya.