BENGKULU RU.ID - Hingga saat ini belum bisa dipastikan kapan waktu minyak goreng (Migor) merek MinyaKita dengan harga Rp 14.000 per liter masuk ke Provinsi Bengkulu. Ini disampaikan Kadis Perdagangan dan Perindustrian (Perindag) Provinsi Bengkulu, Yenita Syaiful. Menurutnya, untuk pendistribusian terlebih dahulu harus menunggu kabar dari produsen MinyaKita.
"Sejak resmi diluncurkan kemarin (Rabu,red), sampai dengan hari ini (kemarin,red) Provinsi Bengkulu belum menerima pendistribusian migor MinyaKita. Penyebabnya kemungkinan karena distributor yang biasa memasok migor ke pengecer belum mendapatkan informasi apapun dari produsen," ungkap Yenita saat dikonfirmasi, Kamis (7/7).
Informasi yang dimaksud, lanjut Yenita, berkaitan dengan teknis penyaluran. Ketika informasi itu sudah diterima distributor yang ada di Provinsi Bengkulu, barulah distributor mengajukan kuota kepada produsen.
"Tapi yang jelas kita sudah mendengar adanya lunching MinyaKita. Hanya saja, pendistribusiannya belum sampai ke provinsi kita," ujarnya.
Meskipun demikian pihaknya tetap meyakini cepat atau lambat migor MinyaKita yang nantinya dijual dengan harga murah, bakal masuk ke Provinsi Bengkulu. Mengingat program itu salah satunya bertujuan untuk menyetabilkan kembali harga migor kemasan di tengah-tengah masyarakat, yang sejauh ini harganya masih terbilang tinggi.
"Dari informasi yang kita terima terkait keberdaan MinyaKita ini, mulai dari produsen, distributor hingga pengecer harus terdaftar di aplikasi SIMIRAH, sehingga dipastikan sampai ke pengecer harga tetap diangka Rp 14.000 per liter. Distributornya nanti kemungkinan besar juga distributor tertentu," demikian Yenita.
Sementara itu, Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rohidin Mersyah berharap Provinsi Bengkulu mendapatkan kuota minyak goreng (Migor) seharga Rp 14.000 per liter yang resmi diluncurkan pemerintah pusat melalui Menteri Perdagangan dengan merek MinyaKita. Kuota yang diharapkan dengan jumlah yang cukup, sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kita pada prinsipnya menyambut baik dengan program peluncuran migor MinyaKita, dan diharapkan Bengkulu mendapatkan kuota yang cukup. Baik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, ataupun menjaga stabilitas harga minyak goreng yang sejauh ini masih kerap menuai keluhan masyarakat, terutama yang kemasan karena harganya masih tinggi," ungkap Rohidin, Rabu (6/7).
Menurutnya, karena sampai dengan saat ini Provinsi Bengkulu belum mengetahui kuota yang diperoleh, maka kedepan pihaknya segera memastikan kuota yang dimaksud.
"Kita meyakini ketika migor ini tersedia dengan stok yang cukup, pasti harga migor di daerah kita ini bisa stabil. Saya rasa ini juga tujuan pemerintah meluncurkan migor tersebut," katanya.
Dilanjutkannya, ketika migor murah ini sudah disalurkan pemerintah pusat ke Provinsi Bengkulu, maka dalam pendistribusiannya ke pasar-pasar pasti diawasi secara ketat.
"Upaya ini untuk menghindari agar migor murah tersebut tidak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk mencari keuntungan pribadi," tandas Rohidin.
Sebagaimana diketahui, harga migor kemasan di Provinsi Bengkulu saat ini masih cukup tinggi, yaitu berkisar Rp 20.000 hingga Rp 26.000 perliter. Sedangkan untuk minyak goreng kemasan dengan volume 2 liter harganya mulai dari Rp 45.000 hingga Rp 47.000. (tux)