Petani Sawit UK 'Geruduk' Kantor Gubernur

Jumat 24-06-2022,09:12 WIB

NAPAL PUTIH RU.ID - Jika tak ada perubahan, perwakilan petani sawit dari Kecamatan Ulok Kupai dan Napal Putih, bakal menghadap Gubernur Bengkulu dan menyampaikan keluhan terbaik harga TBS yang tak sesuai ketetapan pemerintah. Ini dilakukan, setelah puluhan petani TBS dari Kecamatan Napal Putih dan Kecamatan Ulok Kupai, melakukan aksi mendatangi Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT Alno Agro Utama, Kamis (23/06) kemarin. Perwakilan petani TBS mendatangi perusahaan, untuk mengawal ketetapan harga TBS yang sebelumnya, sudah melalui penetapan oleh Pemprov Bengkulu. 

Dalam aksi itu, perwakilan petani TBS mempertanyakan sikap perusahaan yang belum merealisasikan ketetapan harga yang sudah disepakati oleh Pemprov. Dari kesepakatan tim penetap harga TBS di Pemprov, periode Juni tahun 2022 minggu ke III ini. Harga TBS terendah di tingkat pabrik harus berada di angka Rp 1.666,10/Kg, harga tertinggi Rp 2.219,58/Kg, harga toleransi 5 persen menjadi Rp 1.845,79/Kg. 

Faktanya, harga beli TBS yang sudah disepakati dan ditetapkan Pemprov, belum mampu direalisasikan PKS.

"Kedatangan kita ke PKS untuk meminta klarifikasi, kenapa belum mengikuti harga yang sudah ditetapkan Pemprov," ujar salah satu toko masyarakat Napal Putih dan Ulok Kupai, Zamari As Jamal, saat mendampingi perwakilan petani mendatangi PKS PT Alno Agro Utama, kemarin.

Ditegaskan Zamari, ketidaksinkronan antara harga yang ditetapkan Pemprov dengan fakta di PKS, menimbulkan keresahan di petani dan masyarakat. Sementara harga beli TBS yang berlaku di PKS, menurut Zamari, sangat mencekik petani.

"Kalau tidak diluruskan, timbul konflik antara perusahaan dan masyarakat karena harga tidak sesuai dengan harapan petani yang telah ditetapkan pemerintah. Kami datang ke perusahaan untuk mencari tau," imbuhnya.

Sayangnya lanjut Zamari, pertemuan yang disambut baik oleh jajaran managemen PT Alno Agro Utama itu. Perusahaan tidak bisa memberikan penjelasan resmi terkait anjloknya harga TBS yang terjadi di pabrik.

"Perusahaan hanya sebatas keterangan klasik seperti yang kita dengar bahwa melimpahnya stock CPO," tandasnya.

Lebih jauh Zamari memastikan, aksi perwakilan petani untuk mengawal harga beli TBS akan ditindaklanjuti kembali ke jajaran terkait di Pemprov Bengkulu.

"Selanjutnya, kita akan mendatangi Pemprov untuk berdiskusi dan mencari solusi bersama atas kondisi harga beli TBS yang terus melemah ini," pungkas Zamari.

Hal senada diungkapkan oleh Mulyadi, salah seorang tokoh muda yang mewakili petani sawit Ulok Kupai. Dikatakan, pihaknya sudah berkoordinasi ke Pemprov dalam hal ini Gubernur Bengkulu dan memastikan, hari ini (Jum'at), pihaknya akan menemui Gubernur Rohidin untuk menyampaikan aspirasi. 

"Kami sudah koordinasi ke Pemprov, Insyallah, pak Gubernur sudah menerima informasi dan menyambut baik. Kami berangkat ke Bengkulu dan membawa aspirasi ini, langsung ke pak gubernur," kata dia. 

Terpisah, managemen PT Alno Agro Utama melalui Humasnya, Irwan Syahputra, SH, Cm memastikan, perusahaan tidak bisa memberikan keterangan atau rilis secara resmi. Namun setidaknya kata Irwan, beberapa kendala perusahaan, telah disampaikan secara jelas kepada para perwakilan petani yang hadir. 

"Pimpinan kita sedang pergi ke Medan, kami tidak bisa memberi keterangan atau rilis secara resmi terkait faktor yang menyebabkan perusahaan belum bisa mengikuti harga beli TBS seperti yang sudah ditetapkan oleh pemerintah," akunya.

Namun lanjut Irwan, pihaknya tetap menyampaikan kendala yang membuat perusahaan hingga belum bisa mengikuti ketetapan harga yang sudah ditentukan oleh pemerintah. Kata Irwan, kendala yang dihadapi oleh perusahaan adalah stock tangki CPO di seluruh PKS baik PT MPM maupun PT Alno, melimpah dan belum laku. 

Tags :
Kategori :

Terkait