BENGKULU RU.ID - Provinsi Bengkulu disebut bukannya daerah tertinggal, melainkan ditinggalkan. Ini ditegaskan Ketua Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu, Tantawi Dali, S.Sos, MM diwawancarai soal ruas jalan Bintunan-Urai yang rencananya kembali menjadi jalan nasional, sedangkan ruas jalan Batik Nau-Ketahun dikembalikan ke Pemerintah Daerah, Senin (20/6).
"Terus terang saja kita heran dengan Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) terkait ruas jalan yang berada di Kabupaten Bengkulu Utara tersebut. Karena apa salahnya ketika kedua ruas jalan itu dijadikan jalan nasional. Kalau memang ada aturan yang melarang, mana aturannya dan kita minta BPJN Bengkulu sampaikan aturannya," sesal Tantawi.
Menurutnya, ini disampaikannya karena terbukti beberapa jalan provinsi ataupun jalan kabupaten tetap bisa dibangun dengan anggaran bersumber dari APBN.
"Dengan begitu untuk ruas jalan Bintunan-Urai dan Batik Nau-Ketahun, kenapa tidak sekalian saja dijadikan jalan nasional. Kita rasa tidak ada masalah," tegas Ketua Fraksi NasDem DPRD Provinsi Bengkulu ini.
Apalagi, lanjutnya, ruas jalan itu merupakan jalan arteri yang memiliki peranan penting. Karena tidak hanya menghubungkan antar kabupaten di Provinsi Bengkulu saja, tapi juga antar provinsi.
"Ditambah lagi standar kedua ruas jalan itu sudah menyamai atau mendekati standar jalan nasional, khususnya ruas Batik Nau-Ketahun," ujarnya.
Disisi lain, Tantawi mengkritisi kondisi jalan nasional di Provinsi Bengkulu yang dari sisi kualitas, terkesan sangat jauh jika dibandingkan dengan provinsi tetangga. Buktinya saja ketika memasuki keluar dari provinsi tetangga seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Lampung. Saat memasuki Provinsi Bengkulu kondisi jalan nasionalnya sangat jauh berbeda.
"Penyebabnya kita tidak tahu, tapi secara tidak langsung menunjukkan pekerjaan jalan nasional di daerah kita ini aut-autan. Apakah memang kontraktornya yang tidak berkompeten, atau memang BPJN kurang mengawasi. Makanya terkait kondisi jalan nasional ini sebenarnya daerah kita bukannya tertinggal, tetapi ditinggalkan," singkatnya. (tux)