BENGKULU RU.ID - Studi Status Gizi Indonesia 2021 menunjukkan angka stunting di Provinsi Bengkulu mencapai 22,1 persen. Stunting juga masih menjadi issu serius, menyusul terbitnya Perpres No 72 Tahun 2021 yang menyebutkan butuh sinergi lintas sektor dan keterlibatan simpul-simpul masyarakat juga menjadi poin dan peran penting. \"Saya mengapresiasi Ormas atau komunitas apapun, yang aktif dan turut serta dalam program pemerintah, spesifik seperti program penekanan stunting di daerah kita. Dalam nota kesepahaman, ormas BMMPB dan Yayasan Fatmawati sepakat mengerahkan anggotanya untuk turut serta dalam program skrining pencegahan stunting, dan edukasi,\" ungkap Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rohidin Mersyah. Menurutnya, tak hanya itu, Yayasan Fatmawati dan BMMPB juga menginisiasi digitalisasi skrining, sosialisasi cegah stunting untuk calon keluarga dan keluarga baru di wilayah Provinsi Bengkulu. Pemprov Bengkulu melalui berkerja sama dengan BKKBN, juga membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting mulai dari tingkat provinsi hingga desa dan kelurahan. \"Ormas keagamaan seperti Fatayat, Aisyiyah juga terus aktif dan menjadikan issu stunting ini terintegrasi dalam program-progamnya, selain itu tentunya pemberdayaan keluarga dan kegiatan keagamaan. Dengan begitu nantinya target menekan angka stunting di Provinsi Bengkulu ini bisa tercapai,\" singkat Rohidin. Untuk diketahui, SSGI 2021 menjabarkan angka stunting di Rejang Lebong 26 persen. Bengkulu Tengah 25,5 persen, Seluma 24,7 persen. Lalu Lebong sebesar 23,3 persen, Kepahiang 22,9 persen, Kota Bengkulu sama dengan Mukomuko 22,2 persen. Kabupaten Bengkulu Selatan 20,8 persen, Bengkulu Utara 20,7 persen dan Kaur 11,3 persen sebagai kabupaten terendah. (tux)
Ormas Diminta Berperan Tekan Angka Stunting
Senin 11-04-2022,09:04 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :