10.370 Dosis di BU BENGKULU RU.ID - Sebanyak 116.800 dosis vaksin Covid-19 jenis Astra Zaneca yang sebelumnya didistribusikan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk Provinsi Bengkulu dinyatakan expired atau kedaluarsa. Ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, H. Herwan Antoni, SKM, M.Kes didampingi Plt Kadis Kominfotik provinsi, Sri Hartika, M.Si, Selasa (1/3). \"Total vaksin yang kedaluarsa itu berdasarkan update data pada aplikasi SMILE. Vaksin tersebut dinyatakan kedaluarsa karena batas akhir penggunaannya tanggal 28 Februari 2022 pukul 00.00 WIB. Sementara kita menerima vaksin yang didistribusikan Kemenkes RI tersebut tanggal 10 Februari 2022 dengan total sebanyak 301.900 dosis,\" ungkap Herwan. Menurutnya, berdasarkan data pada aplikasi SMILE, 116.800 dosis vaksin Astra Zaneca yang kedaluarsa itu 17.520 dosis berada di gudang vaksin provinsi. Kemudian sisanya yang didistribusikan ke 10 kabupaten/kota, seperti di Kota Bengkulu sebanyak 3.600 dosis, Seluma 17.540 dosis, Bengkulu Tengah 4.810 dosis, Mukomuko 16.120 dosis. \"Kemudian Rejang Lebong 23.370 dosis, Lebong 9.520 dosis, Bengkulu Utara 10.370 dosis, Bengkulu Selatan 1.530 dosis, Kaur 10.330 dosis, dan Kepahiang 2.090 dosis. Nantinya dosis vaksin yang kedaluarsa itu dimusnahkan, namun untuk itu kita masih menunggu petunjuk pusat. Namun angka total vaksin yang kedaluarsa masih ada kemungkinan berubah,\" kata Herwan. Disisi lain, Herwan menyampaikan, sebenarnya sejak didistribusikan pusat, pihaknya bersama Forkopimda provinsi, serta pemerintah kabupaten/kota dan forkopimdanya sudah berupaya maksimal agar vaksin itu diberikan kepada sasaran. \"Bahkan dalam pelaksanaannya kita menyiapkan sejumlah langkah dan strategi untuk menggenjot vaksinasi,\" ujar Herwan. Mulai dari, sambung Herwan, menjamin ketersediaan vaksin, menambah jumlah vaksinator, gerakan vaksinasi secar masif, vaksinasi door to door dan lainnya. \"Namun upaya yang maksimal tersebut belum sebanding dengan hasil vaksinasi. Karena dibuktikan masih banyak vaksin yang tidak bisa digunakan lagi karena sudah kedaluarsa,\" sesal Herwan. Lebih jauh dikatakannya, disamping itu dalam menggenjot vaksinasi, pihaknya tetap menghadapi beberapa kendala seperti sulitnya mencari sasaran dengan berbagai penyebab. \"Namun kendala-kendala itu bakal menjadi bahan evaluasi bagi kita untuk perbaikan kedepan, sehingga dalam vaksinasi ini tidak ada lagi vaksin yang kedaluarsa,\" demikian Herwan.
- 4.000 Lebih Vaksin Kedaluwarsa