ARGA MAKMUR RU.ID - Lonjakan komoditi ekonomi, tidak hanya minyak goreng yang baru disikapi pemerintah belakangan ini. Kasus pindah harga, untuk komoditi kedelai, kini mengancam pengusaha tahu dan tempe, tengah mengarah ke gulung tikar, lantaran bangkrut. Ketua Asosiasi UMKM Bengkulu Utara (BU), Herzon Zori, mengatakan lonjakan harga kedelai, kini dinilai kenaikan. Tapi pindah harga. Tren negatif: harga meroket, terus menjadi dera para pengusaha tahu dan tempe di daerah, kini di posisi sulit dalam dilema. \"Akibat harga kedelai ini mahal, ukuran tahu/tempe harus diperkecil, sampai dengan harga dinaikkan. Ujungnya: tidak laku. Atau penjualan anjlok,\" ujar Herzon, saat dihubungi Radar Utara, Kamis (24/2) sore. Dia mengabarkan, perpindahan harga kedelai, mulai terjadi sejak awal-awal pandemi Covid-19. Awalnya, cerita dia, sekarung kedelai dengan bobot 50 kg, di harga Rp 335 ribu. Naik terus. Kini menjadi Rp 560 ribu per karungnya. \"Bingung mereka kini. Kini sudah mengurangi produksi. Untuk menghindari rugi, karena untungnya pun kini kian menipis,\" ungkapnya. Terpisah, Misbahudin, seorang pengusaha tahu di kawasan Hulu Palik, mengharapkan langkah konkret dari pemerintah. Kedelai impor yang digunakannya membuat produk makanan tinggi protein itu, sudah membawa situasi pembuat tahu dan tempe, terancam gulung tikar. \"Menaikkan harga sudah. Menyesuaikan ukuran sudah. Kan ga mungkin, ukuran tahu menjadi sebesar dadu?\" ceritanya yang juga diamini Herzon, mendesak pemerintah segera mengambil langkah konkret. (bep)
Sekarung Kedelai, Lewat Setengah Juta
Jumat 25-02-2022,09:07 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :