AIR NAPAL RU.ID - Paceklik nelayan tradisional di wilayah Kecamatan Air Napal, Kabupaten Bengkulu Utara (BU) yang diduga akibat aktifitas alat tangkap jenis trawl atau pukat harimau, kian melebar. Alih profesi, lantaran melaut tidak bisa menjadi soko ekonomi masyarakat pesisir itu, terjadi. Konflik, antara nelayan tradisional dengan nelayan trawl, diminta untuk dituntaskan segera. \"Bukan saja, merugikan nelayan tradisional, karena dipaksa harus ke laut dalam, bersabung nyawa. Kerusakan akosistem bawah laut, seperti terumbu karang yang rusak, lantaran disapu trawl, akan memberikan dampak panjang,\" kata Rusman, Koordinator Persatuan Nelayan Tradisional Provinsi Bengkulu, wilayah Bengkulu Utara, kemarin. Wilayah laut dangkal, yang selama ini menjadi tempat rombongannya, kata Rusman, mencari ikan, kini kondisinya sudah seperti tak lagi di huni ikan-ikan. Dia menduga, kerusakan terumbu yang berlanjut ke akosistem biota lainnya, disebab aktifitas trawl yang sudah sempat memicu bentrok laut tersebut. \"Karena itu, kami mengadu ke Pak Presiden Jokowi. Semoga bisa disikapi dengan cepat,\" harap Rusman, yang baru saja melaju darat mengirimkan pengaduannya ke Sekretariat Negara itu. (bep)
Nelayan Tradisional Sulit Cari Ikan
Kamis 24-02-2022,09:04 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :