MUKOMUKO RU.ID - Meski mengalami luka parah dibeberapa bagian tubuh seperti bagian kepala, kening, bahu, dan tangan. Kondisi Anjar Wati (38), korban pembacokan AM yang tak lain suaminya sendiri, kondisinya saat ini mulai membaik. Kabar tersebut disampaikan H. Badrun Hasani, Anggota DPRD Provinsi Bengkulu asal Mukomuko setelah membesuk korban yang dirawat di Rumah Sakit M Yunus Bengkulu. Korban telah menjalani perawatan tahap pertama. Luka-luka yang menganga akibat tebasan senjata tajam, telah dijahit.
\"Meski luka parah, kondisinya memang masih sadar. Jadi saat perjalanan dari Ipuh ke Bengkulu, dia sadar. Dia sangat kuat. Setelah mendapat penanganan medis di RS M. Yunus, kondisinya jauh membaik,\" kata Badrun, saat dihubungi vis sambungan telepon, Rabu (16/2).
Badrun mengungkapkan, rencananya Anjar Wati akan menjalani operasi amputasi jari yang mengalami luka cukup parah.
\"Informasi yang saya dapat, ibu Anjar Wati akan operasi amputasi jari. Luka di bagian jari memang parah. Kita doakan perawatan berjalan lancar dan korban ini bisa pulih dengan cepat,\" harap politisi Golkar ini.
- Sering Mendapat Kekerasan
Selain itu, Badrun juga menjelaskan, darib pengakuan korban bahwa dia ini sudah sering mendapat perlakuan kasar dari suaminya. Namun selama ini, perlakuan itu ia tahan. Malam Senin (14/2) sehari sebelum kejadian pembacokan, pelaku sudah sempat menganiaya korban. Faktor yang memicu penganiayaan karena pelaku cemburu.
\"Kejadianya Selasa pagi. Malam Seninnya sebelum itu, korban ini sudah dianiaya. Kalau menurut cerita korban, dia sempat diinjak. Selasa paginya malah kejadian pembacokan,\" bebernya.
Masih kata Badrun, menurut keterangan korban kepadanya, ibu Anjar Wati tidak ada hubungan dengan laki-laki lain. Korban juga tidak mengerti kenapa suaminya sampai tega melakukan hal diluar akal.
\"Kalau menurut cerita korban ini, ya. Informasi ini langsung dari korban. Sebelum kejadian itu, ibu Anjar Wati ini ada mesan kebutuhan
pokok sama warga. Di desa mereka itu (Semambang Makmur) jauh masuk ke dalam. Jadi Ibu Anjar Wati mesan sama warga yang saat itu sedang di Ipuh. Nah, sepulang suaminya kerja, mengakut sawit, ngomong istrinya menghubungi laki-laki. Padahal tempat Ibu ini mesan barang itu, sudah dianggap keluarga, itu suaminya sendiri yang bilang. Istilah, kalau ada apa-apa pesan sama beliau-beliau itu, karena sudah seperti saudara sendiri. Jadi tidak ada perselingkuhan seperti yang dituduhkan,\" beber Badrun.
\"Tapi, menurut saya nanti masalah itu. Kita fokus dulu membantu dan mendoakan korban supaya cepat pulih. Kalau soal motif, itu kita serahkan ke penegak hukum,\" pungkas Badrun.
Kades Semambang Makmur, Lamto ketika dikonfirmasi tidak mengetahui bahkan tidak pernah mendengar soal perselingkuhan yang dialamatkan pelaku kepada korban. Menurutnya, kehidupan keluarga mereka berjalan normal dan biasa saja. Pelaku (suami korban) bekerja sebagai toke buah sawit. Sementara korban hanya di rumah sebagai ibu rumah tangga. Pelaku memang agak jarang di rumah karena pekerjaannya. Meski demikian, isu-isu hubungan gelap tidak pernah didengar.
\"Mereka inikan termasuk warga baru. Baru setahun la di desa kami. Pindahan dari Air Rami. Sepengetahuan saya, normal saja. Tidak ada kabar selingkuh gitu. Sepengetahuan saya, ya. Kurang tahu juga kalau ada, ya mungkin lewat hape,\" pungkasnya. (rel)