Tempo Dua Bulan, 73 Ekor Sapi Mati

Selasa 28-09-2021,12:14 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

MUKOMUKO RU.ID - Ini peringatan penting bagi para peternak sapi agar lebih berhati-hati terhadap kemungkinan serangan wabah jembrana. Pasalnya, hanya tempo dua bulan, setidaknya lebih dari 73 ekor sapi milik warga mati mendadak. Terbanyak sapi mati ada di Kecamatan Air Dikit hingga mencapai 42 ekor, dan sisanya tersebar di sejumlah wilayah kecamatan dalam Kabupaten Mukomuko.   “Yang terlapor hanya 73 ekor sapi milik warga mati karena serangan jembrana terhitung dari bulan Agustus - September 2021. Ini yang dilaporkan saja, dan yang tidak dilaporkan juga banyak sekali karena pemiliknya malas mengubur bangkai sapi yang lokasinya jauh dari pemukiman,” ungkap Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan di Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Fitriyani, S.Pt kemarin. Sapi yang rentan tekena serangan wabah jembrana, yaitu sapi milik warga yang di liarkan. Pasalnya, kata dia, sapi yang diliarkan pemiliknya tidak mendapatkan vaksin anti jembrana. Vaksin jembrana yang hencar dilakukan petugas kesehatan hewan, hanya dapat menjangkau terhadap ternak sapi yang dikandangkan. “Bagaimana sapi liar mau diberikan vaksin jembrana, pemiliknya basa tidak bisa menangkap ternaknya. Pemilik ternak baru mau menangkap kalau akan dijual. Inilah yang mengakibatkan ternak yang diliarkan sangat gampang tertular jembrana,” ungkapnya. Untuk mengantisipasi meluasnya penyebaran virus jembrana, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat agar sementara waktu ini tidak membeli ternak sapi dari luar daerah. Jika membeli ternak dari luar daerah, siapa yang bisa menjamin kondisi kesehatan ternak tersebut. Termasuk, masyarakat diingatkan agar tidak terpancing dengan ternak harga murah. Biasanya, pemilik ternak atau pedagang menjual ternaknya dengan harga murah, karena ternak tersebut kondisinya sakit. “Maka dari itu, mulai saat ini harus lebih jeli dan hati-hati saat membeli ternak. Jangan terpancing dengan harga murah, dan hindari dulu membeli ternak dari luar daerah. Ini untuk mengantisipasi ancaman meluasnya penyebaran jembrana,” ujarnya, dikutip dari SKH Radar Utara. (rel)

Tags :
Kategori :

Terkait