Tahun 2022, Pasokan Elpiji Bakal Anjlok?

Senin 06-09-2021,11:47 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

ARGA MAKMUR RU - Skenario distribusi barang subsidi, wabil khusus gas elpiji 3 kg, dikabarkan hanya akan diperuntukan bagi pemilik kartu sembako. Ini seiring rencana pemerintah mereformasi subsidi energi. Awalnya, berbasis komoditas, digeser menjadi berbasis orang, mulai tahun depan. Penyempurnaan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) juga menjadi skenario pemerintah. Data dihimpun, Kabupaten Bengkulu Utara (BU) sendiri, sejak pandemi terbilang mahir dalam melobi kuota sasaran program bansos. Selain berkali-kali menjadi kabupaten di Provinsi Bengkulu dengan angka gelontoran dana bantuan sosial tertinggi, sekaligus pemilik data miskin terbanyak. Dari beberapa penyaluran bansos, setidaknya untuk Bantuan Sosial Tunai (BST) saja, tercatat 11.705 KPM menjadi sasaran program bantuan dengan indeks Rp 300 ribu/bulannya itu. Untuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang programnya diganti nama Program Sembako, tercatat hampir 32 ribu orang di daerah ini menjadi sasaran program. Belum lagi Program Keluarga Harapan (PKH) yang besarannya bervariatif, sesuai komponen. Tercatat, diterima oleh lebih dari 14 KPM. Kepala Dinsos BU, Suwanto, SH, MAP, disinggung soal perubahan model penyaluran gas elpiji bakal mengacu pada mereka yang memiliki kartu sembako tahun depan, Suwanto mengaku hingga kini belum mendapati konfirmasi resmi dari pemerintah. \"Kita belum tahu soal ini, mungkin masih di tataran persiapan di tingkat pusat. Tapi kalau untuk rujukan data-data, mulai dari BPNT, PKH hingga BST, data-datanya sudah ada yang digunakan pada periodisasi program sebelumnya,\" terangnya, kemarin. Dia juga menyampai, data-data itu merupakan hasil proses berjenjang yang dilakukan daerah, menjadi satu hal yang kemudian direspon positif oleh pemerintah pusat via Kemensos. Dia juga menyampaikan, verifikasi periodik juga berjalan. Ini untuk memastikan pangkalan data yang ada, realtime dan update seturut dengan beberapa kriteria program. \"Proses berjenjang ini mulai dari verifikasi faktual di tingkat desa dan kelurahan. Diteruskan ke kabupaten yang juga masih diverifikasi lagi, sebelum dikirim ke pusat lewat Pusat Data Informasi (Pusdating) Kemensos,\" terangnya. Terpisah, Plt Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Bengkulu Utara (BU), Suharlan, S.Sos, menegas, distribusi elpiji melon di daerah merujuk pada Keputusan Bupati Bengkulu Utara (BU) Nomor : 510/83/DISDAG/2021 tentang HET Liquified Petroleum Gas atau LPG Tabung 3 Kg di daerah Tahun 2021. Soal teknis penyaluran elpiji 3 kg tahun depan, Suharlan juga mengaku belum mendapati konfirmasi resmi dari pusat. Lebih detil, Suharlan, menjelaskan perbedaan HET LPG 3 kg di daerah dipertimbangkan dari jarak tempuh wilayah itu dari Stasiun Pengisian dan Pengangkutan Bulk Elpiji (SPPBE) Nakau. Rute pendistribusian terdekat berada di wilayah Kecamatan Air Napal dengan jarak 60 KM dan terjauh di wilayah Kecamatan Marga Sakti Sebelat (MSS) sepanjang 180 KM. Praktis, HET di wilayah kecamatan ini tertinggi, minus Kecamatan Enggano. \"Jarak tempuh ratusan kilometer berada di wilayah Kecamatan Padang Jaya, Giri Mulya, Ketahun, Napal Putih, Ulok Kupai, Putri Hijau, Pinang Raya dan terjauh MSS,\" jelasnya. Selanjutnya, masih Suharlan, harga dasar gas elpiji dari Pertamina prinsipnya sama yakni Rp 11.585 per tabungnya. HET sektoral berbasis wilayah yang didasarkan pada jarak tempuh itu, dihitung dari beberapa elemen mulai dari margin agen Rp 300 per tabung, biaya muat bongkar Rp 800 per tabung, pengangkutan dengan rumus 2,65 x 8 kg x jarak tempuh, harga tebus pangkalan ke agen Rp 14.000 - Rp 16.500 dan ditambah lagi margin pangkalan Rp 1.300/ tabung, maka didapati HET sektoral berbasis kecamatan. Artikel ini telah ditayangkan di SKH Radar Utara, Senin (6/9/21). (bep)

Tags :
Kategori :

Terkait