BENGKULU RU.ID - Kondisi bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit, presentasenya cukup tinggi, dimana tingkat hunian di atas 80 persen. Demikian disampaikan Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rohidin Mersyah. Menurutnya, penyebabnya karena konversi ruang rawat inap yang disediakan memang cukup rendah, yakni sekitar 15 persen. \"Namun bila kita tingkatkan menjadi 30 persen, dipastikan BOR nya lebih rendah lagi. Sebelumnya sudah ditetapkan, di luar rumah sakit rujukan yang telah ditetapkan Kemenkes (Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, dan RSMY) agar semua rumah sakit pemerintah lainnya juga menyiapkan ruang perawatan Covid-19, di samping rumah sakit swasta juga menyediakan,\" ungkapnya. Ia menerangkan, dengan bertambahnya ruang perawatan khusus Covid di beberapa rumah sakit, tentu berdampak pada penurun BOR. Bahkan RSMY sendiri mengalami kendala semenjak ditetapkan sebagai rujukan utama pasien Covid-19. RSMY tidak menerima pasien umum kecuali pasien dengan layanan khusus. \"Artinya anjlok sekali dari sisi pendapatan. Sejak tahun 2021 RSMY terkendala dengan tagihan pelayanan Covid-19 yang tak kunjung cair dari Kementerian Kesehatan. Tentu saja ini menjadi problem, yang salah satunya dibuktikan adanya keluhan dari tenaga kesehatan terkait persoalan insentif,\" beber Rohidin. Lebih jauh dikatakannya, sekarang sudah bulan Juli, pihaknya belum mendapatkan klaim dan yang di tahun 2020 juga masih ada yang tertunda. Namun, alhamdulillah dana yang sudah turun sebelumnya sudah dicairkan untuk insentif para nakes. \"Di samping itu, kekosongan posisi direktur RSMY juga menjadi problem lain yang harus segera diselesaikan,\" tutup Rohidin. (tux)
Persentase BOR RS Tinggi
Senin 19-07-2021,12:45 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :