TAP RU - Gagalnya pembangunan jembatan gantung di Desa Ketapi, tahun 2020 lalu membuat warga pasrah. Pasalnya, hingga tahun 2021 ini belum ada tanggapan apapun dari pemerintah. Kepala Desa Ketapi, Mardiyanto mengatakan, memang anggaran yang diproyeksikan untuk mengakomodir pembangunan jembatan gantung di desanya itu merupakan dana dari program CSR Kementerian BUMN. Hanya saja itu juga berkat usulan dari Pemkab Bengkulu Utara. \"Dan sekarang pembangunannya terhenti. Tapi pemerintah daerah juga belum ada respon. Jadi mau tidak mau, untuk saat ini kami pasrah saja,\" ungkapnya. Dijelaskan Kades, jembatan yang diperkirakan mencapai panjang 90 meter itu sebelumnya putus lantaran diterjang banjir bandang. Dengan demikian, secara otomatis sejak tahun 2019 lalu, warga desa ini harus memutar arah jika ingin ke kebun atau membawa hasil perkebunan \"Sebenarnya penting. Karena banyak lahan perkebunan yang melewati jalan tersebut. Tapi bagaimana lagi. Kepedulian yang kami tunggu saat ini. Apalagi, jika akan dibangun pakai DD, anggarannya tidak mungkin cukup,\" tandasnya. (sfa)
Soal Jembatan Gantung, Warga Ketapi Pasrah
Kamis 25-02-2021,10:51 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :