AIR BESI RU - Sebanyak tiga desa di wilayah Kecamatan Air Besi, Kabupaten Bengkulu Utara kembali terendam bajir, hingga kedalaman 2 meter, sejak Senin (23/11/2020) malam hingga Selasa siang.
Banjir terjadi akibat hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Bengkulu Utara sejak beberapa hari terkahir ini. Akibat fenomena alam ini, 5 titik akses jalan lintas utama Kecamatan Air Besi putus dan puluhan rumah warga dan fasilitas umum milik pemerintah pun terendam.
Beberapa desa yang terdampak banjir luapan sungai itu meliputi Desa Tanjung Genting, Talang Renah dan Talang Pungguk. Camat Air Besi, Ajiansyah, A.Ma.Pd mengatakan bencana banjir ini sudah merupakan bencama alam yang rutin terjadi setiap tahunnya di Kecamatan Air Besi.
\"Setiap hujan lebat dan sedikit lama. Air Sungai Air Napal dan Air Besi ini meluap dan airnya menggenagi rumah warga dan fasilitas umum lainnya,\" ungkapnya.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Hanya saja, aktifitas masyarakat di desa terdampak lumpuh total dan rumah-rumah warga kotor akibat genangan air luapan sungai ini.
\"Warga sudah tahu dengan ancaman bajir seperti ini. Makanya tidak ada kerugian besar. Hanya mereka harus ngungsi saja ke tempat yang tinggi,\" jelas camat.
Disinggung apakah ada upaya menuntaskan masalah rutin yang selalu terjadi ini? Camat mengaku sudah berupaya menyampaikan hal ini ke pemerintah daerah dalam setiap kegiatan musrenbang. Hanya saja, lantaran anggaran daerah terbatas. Maka penangannya masih belum bisa dilakukan.
\"Tapi kami sudah sampaikan kepada desa untuk menggarkan dari dana desa untuk pembuatan beronjong sungai. Tapi memang belum efeltif saja, karena cukup banyak yang harus tersentuh bangunan bronjong ini,\" akunya. Terpisah, Bhabinkamtibmas Polsek Air Besi, Windal meminta agar masyarakat tetap tenang selama banjir terjadi.
\"Pastikan barang berharga disimpan tempat yang akan dan kunci rumah yang terendam banjir,\" pintanya. Selain itu, ia juga meminta agar masyarakat tetap waspada akan potensi banjir susulan mengingat curah hujan saat ini masih cukup tinggi.
\"Tinggalkan rumah dan cari tempat yang aman jika air sungainya meluap,\" ujarnya.
Sementara itu, Hazadin salah seorang warga Desa Tanjung Genting berharap pemerintah segera melakukan peningkatan badan jalan atau mengalihkan arus sungai di desanya agar bencana alam ini tidak terjadi lagi kedepannya.
\"Untuk tahun ini sudah 5 kali banjir terjadi dan ini menjadi yang paling parah,\" akunya. Ia mengatakan jika aspirasi atas penanganan banjir ini sudah pihaknya sampaika kepada pemerintah desa setiap tahunnya. \"Tapi sama sekali tidak ada penanganan apapun. Padahal ini sangat mengganggu kenyamanan dan aktifitas kami di desa,\" tandasnya. (sfa)