Koko Tak Sepele, Petahana Harus Yakinkan Masyarakat

Jumat 11-09-2020,19:55 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

ULOK KUPAI RU - Bakal calon bupati dan wakil bupati yang bakal berlaga di Kabupaten Bengkulu Utara dalam Pilkada 2020 kali ini hanya diisi bupati dan wakil bupati saat ini. Otomatis, keduanya menjadi petahana. Situasi politik ini banyak memancing reaksi dari sejumlah elemen masyarakat, terutama soal peluang pertarungan yang akan terjadi antara calon petahana dengan Kotak Kosong atau biasa disebut Kotak Kosong (Koko). Salah seorang tokoh masyarakat Ulok Kupai dan Napal Putih, Mumung Komarudin, menilai, peluang petahana kalah melawan kotak kosong, itu ada dan tidak bisa dianggap sepele. Pasalnya, menurut Mumung, pada prinsipnya, hak memilih tentu dikembalikan pada masyarakat. Dan sudah barang tentu, kata Mumung, dalam konstelasi politik yang melibatkan petahana dan kotak kosong, ini ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian masyarakat. \"Namanya juga politik. Tentu berbagai kemungkinan itu ada. Yang jelas tidak ada yang tidak mungkin. Dan sejarah itu pernah terjadi di Makasar. Tentu untuk Bengkulu Utara, sendiri tidak menutup kemungkinan juga bisa terjadi seperti di sana. Dan kalau apa yang terjadi di Makasar, itu terjadi juga di Bengkulu Utara (kemenangan kotak kosong,red) artinya kita akan dipimpin Pjs. Selain itu, dari segi biaya penyelenggaraan Pemilu kita juga akan terbebani. Dan ini bukan hanya ujian untuk petahana. Tetapi juga beban bagi Parpol pendukung yang harus berkontribusi memenangkan calon petahana yang diusungnya,\" terangnya. Lanjut Mumung, ada pun, indikator yang bisa mempengaruhi masyarakat dalam menjatuhkan pilihannya kepada kotak kosong, dapat dipicu oleh tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja petahana hingga bisa disebabkan akibat tidak ada figur lain yang dapat menawarkan visi-misi lain ketimbang visi-misi yang ditawarkan oleh petahana. \"Tingkat kepuasan masyarakat terhadap petahana dan tidak ada pilihan lain tentang visi-misi yang ditawarkan, itu bisa menjadi indikator masyarakat dalam menjatuhkan pilihan kepada kotak kosong. Dan situasi politik kita hari ini juga tidak terlepas dari sikap Parpol besar yang ada di wilayah kita kenapa tidak berusaha memberi figur alternatif lain. Padahal sebelum akhirnya menjatuhkan pilihan untuk mengusung petahana. Masyarakat menaruh harapan kepada Parpol besar di wilayah kita dapat memberi figur alternatif lain,\" imbuhnya. Di sisi lain, Mumung, menyarankan kepada Petahana, agar tidak menganggap sepele terhadap keberadaan kotak kosong yang dilahirkannya tersebut. Ada beberapa langkah ekstra yang menurut Mumung, perlu ditempuh oleh petahana, untuk memantapkan hati masyarakat. \"Lahirnya kotak kosong itu juga tidak bisa dianggap sepele. Langkah-langkah ekstra untuk meyakinkan masyarakat melalui visi dan misi yang diusungnya juga perlu dilakukan oleh petahana dengan memanfaatkan waktu yang cukup singkat saat ini,\" tandasnya.



//Seharusnya Tak Ada Kotak Kosong
TERPISAH, tokoh masyarakat Pekal yang juga menjabat sebagai Ketua Eks Marga Ketahun, Zamhari As Jamal, memberi apresiasi terhadap sikap politik Petahana, yang bisa melahirkan kotak kosong pada putaran Pilkada tahun ini. Namun demikian, kata Zamhari, secara demokrasi, seharusnya tidak ada kotak kosong pada putaran Pilkada kali ini. Dan petahana dianggap telah gagal. Karena lanjut Zamhari, secara sistematis lahirnya kotak kosong, ini justru menyumbat peluang bagi putra daerah lainnya untuk berkompetisi. \"Langkah politik yang ditempuh oleh Petahana melahirkan kotak kosong ini perlu kita apresiasi. Tapi dari sisi segi pendidikan politik demokrasi, beliau gagal. Karena harusnya Pilkada di daerah kita tidak harus lahir sebuah kotak kosong,\" tandasnya. Sementara itu menyikapi konstelasi Pilkada 9 Desember mendatang yang akan di isi oleh petahana melawan kotak kosong, menurut Zamhari, semua tergantung oleh lima menit di TPS mendatang. Dan Zamhari, mengakui, secara politis ini adalah sebuah ujian. Andaikan dengan tanpa daya dan upaya si kotak kosong dapat meraih suara 30 persen saja. Maka secara politis, petahana dapat dikatakan gagal. Meskipun secara fakta pada akhirnya nanti petahana lah yang memenangkannya. \"Kemungkinan kotak kosong menang itu bisa saja terjadi. Semua tergantung lima menit di TPS nanti. Meski secara hitungan nanti pada akhirnya Petahana yang unggul. Namun jika kotak kosong yang dilahirkan tanpa upaya, itu berhasil terisi oleh 30 persen saja. Dari sisi ruh politisnya Petahana gagal,\" tandasnya. Di satu sisi, Zamhari, mengatakan, bahwa hasil akhir dari pada konstelasi Pilkada yang menyuguhkan antara petahana dan lahirnya kotak kosong, ini tergantung dari pemahaman masyarakat dalam menentukan progres pembangunan daerah ini kedepan. Dan yang terpenting kata Zamhari, pada konstelasi Pilkada ini. Selain mengumbar visi-misi, yang dimiliki. Petahana, juga harus bisa memposisikan dirinya dengan meyakinkan masyarakat bahwa ia adalah sebagai Bupati BU. \"Contoh, ada tuntutan ketidakadilan Bupati dalam penyusunan R-APBD yang sekarang berat kesana, sekarang berat kesini (dapil IV). Jadi dalam kurun waktu yang singkat, ini. Tolong petahana bisa memperhatikan kondisi masyarakat atau wilayah yang sebelumnya kurang percaya, kurang puas sekarang lebih diperhatikan. Itu yang perlu diyakinkan oleh petahana kepada masyarakat sekarang. Bukan justru yang selama ini sudah mendapat perhatian, lebih diperhatikan lagi. Dan dengan posisi saat ini. Petahana juga tidak bisa terlalu ueforia merasa aman melawan kotak kosong. Justru ini bahaya. Pada prinsipnya, kita minta kepada Petahana agar dapat mempersiapkan staminanya untuk memposisikan dirinya sebagai Bupati BU, bukan Bupatinya sejumlah kelompok,\" demikian Zamhari. (sig)
Tags :
Kategori :

Terkait