Tempo Empat Hari, Tiga Pria Gantung Diri

Jumat 26-06-2020,12:24 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

ARGA MAKMUR RU - Aksi dis-sosial mencolok dalam tempo 4 hari adalah bunuh diri. Diawali dengan tewasnya warga di Kecamatan Kerkap, dilanjut dengan aksi serupa keesokan harinya di Kecamatan Putri Hijau. Langkah yang dalam ilmu Psikologi sebagai depresi akut itu, kembali terjadi meski berselang sehari. Kali ini di Kecamatan Hulu Palik. Seluruh korbannya adalah pria. Kapolres Bengkulu Utara (BU), AKBP Anton Setyo Hartanto, S.Ik, MH, melalui Kasat Reskrim, AKP Jerry Antonius Nainggolan, S.Ik, kepada Radar Utara, tak menyangkal fenomena itu. Dalam laporan sementara ini, seluruhnya murni bunuh diri. Dia juga mengharapkan, situasi seperti ini perlu disikapi secara bersama, ditatanan masyarakat untuk meningkatkan hubungan sosial. Karena salah satu hal positif dalam mencegah aksi-aksi dissosial adalah iklim lingkungan sosial itu sendiri. \"Dis-sosial ini, bukan cuma bunuh dirinya saja. Asusila, pencurian termasuk di dalamnya. Ditambah lagi, pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini, memberikan efek beragam di lingkungan sosial dan ekonomi,\" kata Kasat Jerry, kemarin. Terpisah, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Politik (Fisipol) Universitas Ratu Samban, Yuni Indah, S.Sos, M.Si, ketika dibincangi Radar Utara, mengaku persoalan sosial-ekonomi yang sifatnya masif, seperti halnya Pandemi Covid-19 saat ini, sangat mungkin menimbulkan aksi-aksi menyimpang di masyarakat. Ketidakjelasan finansial, kehilangan pekerjaan hingga rendahnya lapangan kerja, cukup berimplikasi dalam menciptakan depresi. Persoalan ekonomi, perundungan, ketika tak dibarengi dengan akal sehat, acap menempatkan situasi seseorang seolah-olah berada di titik terendah. Padahal, sebenarnya tidak. \"Persoalan ekonomi, percintaan, merasa tak dihargai, dilecehkan juga bisa menyebabkan depresi. Karena itu, lingkungan sosial, mulai dari keluarga atau lingkungan masyarakat sangat penting dalam menjaga psikis seseorang. Lingkungan yang care sangat penting dan ini pun penjelmaan luhur, baik agama, pengamalan Pancasila dan juga implementasi semangat kebhinekaan,\" kata Yuni yang sempat mengampu Mata Kuliah Pengantar Psikologi itu, kemarin. Srikandi yang sempat menolak menjadi ASN, saat lulus seleksi CPNS 2014 itu lantaran memilih mengabdi sebagai dosen di Unras itu turut menyampaikan wanti-wanti sosialnya. Terjadinya depresi dengan level akut, sangat mungkin bisa dihalau dengan keberadaan keluarga yang harmonis dan saling mendukung dan menguatkan. Lebih-lebih di tengah pandemi virus Corona yang terjadi saat ini. \"Anggota keluarga harus lebih jeli, dalam melihat gejala depresi ini. Memberikan perlakuan yang nyaman bagi anggota keluarga yang tengah mengalami konflik, sangatlah penting. Dilanjut lagi dengan lingkungan sosial masyarakat,\" pungkasnya. (bep)

Tags :
Kategori :

Terkait