Harga Karet Terjungkal, Tertinggi Rp 5.000 Per Kg

Rabu 13-05-2020,11:06 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

MUKOMUKO RU - Harga penjualan getah karet di wilayah Kabupaten Mukomuko, kembali terjungkal selama musim Corona ini. Harga penjualan getah karet tertinggi sebesar Rp 5.000 perkilogram (Kg), dengan kualitas karet bersih. Sedangkan harga karet dengan kualitas rendah, hanya dihargai sebesar Rp 4.000/ Kg. “Memang benar, untuk sekarang ini harga getah karet kembali jeblok, dengan harga tertinggi Rp 5.000 per Kg dan terendah Rp 4.000 per Kg. Untuk harga karet di wilayah Kecamatan Air Rami dan Ipuh sebesar Rp 4.000 – 5.000 per Kg, Kecamatan Penarik sebesar Rp 4.500 – 5.000 per Kg, Kecamatan V Koto sebesar Rp 4.200 – 4.750 per Kg,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, HeriPrastyono, S.STP, M.Si, melalui Kasi Kemitraan, Perizinan, Budidaya Perkebunan, Sudiyanto, SP, ketika dikonfirmasi kemarin. Sudi mengaku, belum mengetahui pasti penyebab jebloknya harga karet yang ada di daerah ini. Ia hanya menyebutkan, sebelum terjadi pandemi Covid-19 maka harga karet dengan kualitras rendah hingga kualitas bagus mencapai Rp 6.000 – 7.000 per Kg. “Kalau sebelum pandemi, memang harganya mencapai Rp 7.000 per Kg. Penyebabnya, kami juga belum tahu. Tapi kemungkinan besar, ada kaitanya dengan penutupan sejumlah pabrik karet yang ada di wilayah Provinsi Bengkulu, dan juga di luar Provinsi Bengkulu. Ini hanya perkiraan kami saja, dan untuk pastinya belum terkonfirmasi secara valid dari pihak tengkulak atau pengepul getah karet yang ada di wilayah ini,” jelasnya. Sudi tidak menampik, selama harga karet jeblok maka dampak buruknya sangat dirasakan sekali oleh masyarakat khususnya pekebun karet. Selama ini, lanjut Sudi, hasil penjualan getah karet miliknya menjadi andalan mereka untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Ketika harga karet tinggi, kebutuhan bisa tercukupi. “Namun untuk saat ini, seluruh masyarakat yang memiliki kebin karet mengeluh dengan kondisi harga yang berlaku saat ini. Ya harapan kami, harga karet segera kembali normal seperti sediakala. Dengan begitu, perekonomian masyarakat tetap berjalan lancar,” demikian Sudi. (rel)

Tags :
Kategori :

Terkait