KETAHUN RU - Sejumlah warga di Jalan Lintas Barat Sumatera (Jalinbar) mengeluhkan padatnya aktifitas angkutan jenis fuso tronton beroda 10 yang setiap hari, melintas dari Putri Hijau ke arah kota Bengkulu. Salah seorang warga di Desa Giri Kencana Kecamatan Ketahun, Darwoto, mengaku kesal dengan padatnya aktifitas angkutan tronton yang diduga bermuatan Batu Bara (BB) itu. Karena menurut Darwoto, sejak angkutan BB itu melintas, sejumlah ruas jalan menjadi rusak. \"Ketika fuso dibebaskan mengangkut batu bara dengan tonase berlebihan maka jalan akan hancur. Warga yang akan menikmati hancurnya jalan ini, setiap hari. Ngak ada untungnya buat warga,\" keluhnya. Menyikapi hal tersebut, Kades Giri Kencana, Wahyudi juga mengatakan kekecewaan yang senada. Wahyudi tak menepis, belakangan ini, aktifitas angkutan BB di Jalinbar semakin meningkat. Tidak hanya dump truk tapi kendaraan roda 10 atau tronton, juga ikut meramaikan Jalinbar untuk mengangkut BB ke Bengkulu dan melewati desanya yang padat penduduk. Wahyudi menegaskan, sejak angkutan BB jenis tronton ini beraktifitas, jalan menjadi padat merayap hingga membuat pengendara resah dan rawan memicu kecelakaan. Selain itu, aktifitas angkutan tronton juga berimbas menimbulkan kerusakan di sejumlah ruas jalan di desanya. Atas kondisi ini, Wahyudi berharap, tidak hanya kepada pemerintah melalui dinas terkait, untuk melakukan penertiban tapi perusahaan yang berkepentingan mengeluarkan hasil pertambangan, juga diminta tertib dalam mengatur tonase kendaraan. \"Keresahan ini harus segera mendapat perhatian dan tindakan khusus dari pihak terkait. Pada prinsipnya, kita tidak menghalangi angkutan itu untuk melintas. Asalkan, tidak berjalan konvoi atau menguasai jalanan dan mentaati tonase yang sudah ditentukan. Supaya pengendara umum yang melintas setiap hari dan menggunakan jalan nasional itu, tidak terganggu dan jalan tidak rusak,\" desaknya.(sig)
Angkutan Roda 10 Dinilai Merusak Jalinbar
Senin 09-03-2020,10:06 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :