BENGKULU RU - Pihak Rumah Sakit M. Yunus (RSMY) Bengkulu memastikan, pasien perempuan yang suspect virus Corona masih harus menjalani observasi di ruang isolasi hingga beberapa waktu ke depan. Walaupun untuk sementara ini belum bisa dipastikan, jika pasien tersebut positif mengidap virus Corona. Ini ditegaskan Direktur RSMY Bengkulu, dr. Zulki Maulud, dalam konfrensi pers pasca mencuatnya kabar ada pasien suspect Corona yang dirawat di RSMY, Kamis (30/1). \"Pasien yang masih berstatus mahasiswa Bengkulu itu, baru kembali dari Lanzhou, China dan tiba di Indonesia Rabu (29/1). Dari pemeriksaan awal terhadap pasien, belum bisa kita katakan mengarah pada tanda-tanda terjangkit virus Corona. Saat ini, pasien masih dirawat di ruang isolasi RSMY yang memang telah kita siapkan sebagai antisipasi serangan virus Corona,\" ungkap Zulki. Menurutnya, saat tiba di Bengkulu, pasien memiliki gejala demam dan sakit tenggorokan. Namun belum terdapat gangguan saluran pernafasan bagian bawah, dan batuk yang mengarah positif virus Corona. \"Sesuai dengan prosedur penanganan, pasien masih harus menjalani observasi 3 atau 4 hari ke depan guna memastikan terjangkit virus Corona atau tidak,\" kata Zulki. Walaupun, lanjut Zulki, dari observasi pasien dinyatakan suspect maka pasien tetap harus menjalani pemeriksaan selama 14 hari guna memastikan positif atau negatif terkena virus Corona. Jika nantinya dinyatakan positif, barulah pasien menjalani pengobatan secara intensif untuk meminimalir penyebaran virusnya. \"Untuk ruang isolasi yang disediakan, sudah disterilkan dari pasien dan tidak sembarangan orang bisa masuk,\" ujar Zulki. Ia menambahkan, penanganan pasien yang masih menjalan observasi berbeda dengan pasien suspect. Jika nantinya pasien itu dinyatakan suspect, orang yang terdekat dengan pasien sebelumnya juga bakal dicari, untuk selanjutnya juga dilakukan observasi dan pemeriksaan secara intensif. Ini bertujuan untuk meminimalisir penularan dengan yang lain. \"Saat ini, kita belum melakukan penanganan terhadap orang terdekat pasien karena masih dalam tahap observasi dan belum dinyatakan suspect,\" tegasnya. Sementara itu, Wakil Direktur Kesehatan dan Pelayanan Medis RSMY, dr Ismir Fahri, Sp mengatakan, pihaknya menghargai hak-hak pasien dengan tetap melindungi identitas pasien. Pasien perempuan itu berstatus WNI yang sedang bermukim di Thiongkok China. Tepatnya di Luzhoi yang berjarak 1,5 jam perjalanan menggunakan angkutan udara dari Wuhan, tempat asal mula virus Corona. \"Pihak kedutaan yang menyarankan agar pasien pulang ke Indonesia karena adanya penyebaran virus yang semakin mengkhawatirkan warga. Pasien bertolak dari China Selasa (28/1) dan sempat transit di Thailand. Pada saat di Thailand, pasien mengalami demam dan sempat minum obat anti demam. Sorenya, pasien tiba di Jakarta dan tetap mengkonsumsi obat. Kemudian esok harinya, barulah pasien kembali ke Bengkulu,\" terang Ismir. Disampaikannya, setiba di Bengkulu, pasien yang masih mengeluhkan demam, berobat ke dokter spealis di Kota Bengkulu. Kepada dokter, pasien mengaku baru saja tiba dari China sehingga dokter spesialis menyarankan agar pasien memeriksakan diri ke RSMY untuk penanganan lebih lanjut. Jadi pasien datang secara sukarela dan kemudian mendapatkan penanganan oleh dokter jaga, karena unsur gawat darurat tidak ditemui. \"Karena terdapat unsur penyakit dalam, pasien mendapatkan penanganan dari 2 dokter spesialis paru dan tenggorokan. Dari data awal, pasien memang mengalami sakit tenggorokan dan demam. Namun gambaran yang menuju kearah virus Corona belum ditemukan. Meskipun demikian, pasien yang tiba dari China itu tetap diberikan penanganan sesuai prosedur,\" singkat Ismir. (tux)
Pasien Suspect Virus Corona Masih Diobservasi
Jumat 31-01-2020,15:25 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :