BKSDA Dinilai Tak Serius Ungkap Kematian Penyu

Rabu 08-01-2020,16:53 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

BENGKULU RU - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu-Lampung, dinilai tidak serius dalam mengungkap kematian Penyu secara mendadak, yang hingga saat ini, sudah mencapai 25 ekor di perairan pantai Teluk Sepang Kota Bengkulu. Bagaimana tidak, BKSDA yang sudah mengambil sampel Penyu untuk diuji laboratorium, namun hasilnya sampai sekarang belum diketahui. Juru Kampanye Energi Yayasan Kanopi Hijau Indonesia, Olan Sahayu menyampaikan, ketidakseriusan KSDA Bengkulu itu terlihat dari belum keluarnya hasil uji laboratorium dan hasil otopsi terhadap Penyu yang mati. \"Padahal, BKSDA Bengkulu menjanjikan hasil uji laboratorium dan otopsi, bisa keluar dalam kurun waktu 2 pekan setelah sampel dikirim,\" ungkap Olan, Selasa (7/1). Tak hanya itu, lanjut Olan, atas fakta ini, pihaknya mencurigai BKSDA Bengkulu-Lampung sengaja tidak mau mempublikasikan hasil uji laboratorium dan otopsi Penyu yang mati. \"Hingga kini sudah 25 ekor Penyu yang ditemukan mati di perairan pantai Teluk Sepang, Kota Bengkulu. Jumlah ini dihitung sejak 10 November lalu atau sejak PLTU batubara Bengkulu diuji coba,\" katanya. Menurutnya, kecurigaan pihaknya terhadap BKSDA yang seolah tidak serius mengungkap penyebab kematian puluhan Penyu secara mendadak ini. \"Seharusnya BKSDA selaku lembaga pemerintah juga harus bertanggung jawab untuk mengungkap, dan mengusut tuntas penyebab kematian Penyu. Ini malah sebaliknya, terkesan berdiam diri,\" sesal Olan. Lebih jauh dikatakannya, Penyu merupakan hewan yang dilindungi berdasarkan lampiran Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 tentang jenis tumbuhan dan satwa yang dilindungi. \"Jadi pemangku negara dalam hal ini BKSDA memiliki tugas BKSDA untuk mengungkap dan mengusut secara tuntas,\" singkat Olan. (tux)

Tags :
Kategori :

Terkait