Tim KNKT dan Kemenhub RI Temukan Sejumlah Pelanggaran

Jumat 27-12-2019,17:18 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

  • Tragedi Bus Sriwijaya Ekspress
BENGKULU RU - Bus Sriwijaya nopol BD 7031 AU yang jatuh ke jurang hingga menelan puluhan korban jiwa, meninggalkan sejumlah jejak pelanggaran. Ini terungkap setelah tim Komite Nasional Kecelakaan dan Transportasi (KNKT) dan Kementrian Perhubungan RI melakukan investigasi dengan mendatangi Pool Bus Sriwijaya Ekspress di Desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah, Kamis (26/12). Direktur Angkutan Jalan Kemhub RI, Ahmad Yani mengatakan, sejumlah pelanggaran dari hasil investigasi yang ditemukan diantaranya, bus tersebut tidak memiliki izin trayek Bengkulu-Palembang. Kemudian, bus juga belum keluarnya Kartu Pengawasan (KP) yang diketahui masih dalam proses pengurusan perpanjangan sedangkan untuk KIR, masih berlaku. \"Selain itu, untuk kapasitas bus, berdasarkan laporan hanya menampung 25 penumpang. Namun saat mengalami kecelakaan, ternyata bus itu membawa 54 penumpang. Sehingga berdasarkan investigasi, terdapat indikasi kelalaian yang dilakukan perusahaan hingga menyebabkan kecelakaan besar terjadi. Maka dari itu, izin bus Sriwijaya bisa dibekukan,\" ungkapnya. Dalam kesempatan ini, pihaknya meminta agar Dinas Perhubungan terutama Kabupaten/Kota untuk secara aktif melakukan uji kelaikan operasional kendaraan. \"Tujuannya, untuk mencegah kejadian serupa kembali terulang. Tolong semuanya dicek, kita tidak ingin kejadian seperti ini terjadi lagi,\" tegas Yani, usai investigasi. Sementara, Koordinator Tim Investigasi KNKT, Ahmad Wildan menyebutkan, sesuai hasil pemeriksaan pihaknya, diduga ada kesalahan prosedur yang dilakukan sopir saat melaju di kawasan Liku Lematang. \"Dari keterangan korban yang selamat, waktu kejadian bus melaju dengan kecepatan tinggi. Saat itu juga, sopir diduga menggunakan persneling atau gigi tinggi di kawasan Liku Lematang,\" bebernya. Selain itu, lanjutnya, kontur jalan di sekitar TKP (Tempat Kejadian Perkara) kondisinya menurun. Jadi seharusnya, sopir menggunakan persneling atau gigi rendah dengan kecepatan rendah. \"Di lokasi kejadian juga tidak ditemukan adanya jejak pengereman yang menujukkan jika sopir tidak ada upaya mengerem atau karena remnya blong,\" kata Wildan. Ia menambahkan, sebelum jatuh ke jurang, bus diketahui mengalami 2 insiden. Pertama sempat bersenggolan dengan minibus dan yang kedua, sempat masuk drainase setelah menghindar dengan bus lain dari arah berlawanan, mengingat kondisi jalan juga sempit. \"Bahkan diantara kedua insiden itu, bus sempat ditarik keluar dengan dibantu kendaraan lain,\" terangnya. Lebih jauh dikatakannya, 2 insiden itu memiliki kaitan dengan kecelakaan terakhir. Dimana sopir bus kehilangan banyak waktu sehingga memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi untuk mengejar waktu. \"Dipastikan pada saat mengendarai bus, sopir tidak sedang mabuk atau mengantuk. Selanjutnya, kita periksa transmisi bus, untuk mengetahui gigi terakhir yang digunakan sebelum mengalami kecelakaan. Saat ini bus masih proses evakuasi,\" singkat Wildan. (tux)
Tags :
Kategori :

Terkait