Berjualan Buah, Mampu Kuliahkan 5 Orang Anak

Kamis 19-12-2019,15:11 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

  • Kisah Hidup Wanita Single Parent, Watik
KEPAHIANG RU - Dimana ada kemauan, disitu ada jalan. Pepatah ini yang terus dijalankan Watik 63 tahun yang tinggal di desa Tebat Monok kabupaten Kepahiang yang merupakan seorang perempuan single parent, dimana harus menghidupi lima orang anaknya, setelah 6 tahun ditinggal suaminya yang telah meninggal dunia. Nikmat dan rezeki setiap manusia sudah digariskan oleh Allah SWT yang diberikan kepada hambanya, dimana tinggal lagi bagaimana manusia ada kemauan dan terus berusaha untuk mencapainya. Inilah yang terus dijalankan Watik 63 tahun, meskipun usianya sudah mendekati senja namun dirinya tak berputus asa untuk terus berusaha dan berjuang dalam menghidupi kelima orang anaknya dengan berdagang buah-buahan. Saat ditemui Radar Utara di tempatnya berjualan, Watik menuturkan kalau profesi tersebut dijalankannya setelah suaminya meninggal dunia 6 tahun silam. Karena tidak ada pilihan lain selain pekerjaan tersebut. \"Awalnya sangat berat saya seorang diri menjalankan profesi sebagai penjual buah ini. Saya tetap optimis karena mengingat masih ada beban dan tanggungjawab terhadap anak-anak saya,\" ujarnya. Dikatakannya, dari berdagang buah inilah dirinya mampu bertahan, bahkan mampu menyekolahkan anaknya ke jenjang perguruan tinggi. \"Alhamdulillah saya masih mampu menyekolahkan anak-anak saya hingga ke bangku perguruan tinggi hingga selesai. Dan saat ini karena faktor umur, saya memang sudah tak mampu bekerja lebih berat lagi,\" imbuhnya. Dikatakannya pula, kalau dulu saat suaminya masih hidup, kehidupan keluarga mereka disokong dari hasil kebun yang dikerjakan oleh suaminya. \"Saya dagang buah ini sekitar 6 tahun silam, setelah suami saya meninggal. Dan dari hasil berjualan inilah kami bertahan hidup dan membiayai anak sekolah,\" kata Watik sembari melayani pembeli. Dijelaskannya, meski dilokasinya berjualan tidak hanya dirinya saja tapi banyak penjual lain, namun dirinya tak putus asa untuk berdagang. Karena menurutnya rezeki itu sudah diatur. \"Awal saat saya memulai berdagang, saya mengeluarkan modal sebesar Rp 3 juta untuk membeli berbagai jenis buah. Dari modal inilah saya memulai usaha. Buah yang kami jual ini kami beli dari masyarakat Kabawetan dan petani sekitar sini, kalau untuk jenis olahan seperti selai pisang yang dikemas ini memang stok dari penyuplai yang ada di curup Rejang Lebong. Dimana setiap minggu mereka datang untuk mengisi barang yang habis,\" jelasnya. Diceritakannya, kalau setiap harinya ia mampu mengantongi hasil berjualan yang cukup lumayan, apalagi saat dimusim liburan dan hari besar lain seperti lebaran. \"Terus terang, berdagang seperti saya ini butuh kesabaran ekstra. Karena yang berjualan dipinggiran jalan lintas ini cukup banyak. Kalo setiap harinya banyak pembeli yang kebetulan melintas dijalan ini, sementara untuk masyarakat sekitar sini cuma satu atau dua saja yang beli. Kalau setiap harinya saya mampu meraup uang dari hasil berjualan ini sebesar Rp 500.000 - Rp 600.000. Tapi kalau saat musim musim liburan cukup lumayan, karena banyak pembelinya. Bahkan hasilnya mencapai Rp 2 juta - Rp 3 juta,\" demikian Watik. (**)
Tags :
Kategori :

Terkait