Warga Kecamatan Giri Mulya Butuh SPBU

Rabu 30-10-2019,14:47 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

GIRI MULYA RU - Kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Bengkulu Utara (BU), sepertinya semakin tinggi dari hari ke hari. Antrean kendaraan mengular pun rutin terlihat, di sejumlah SPBU. Hanya saja khususnya di wilayah Agropolitan (Padang Jaya, Giri Mulya, Lais, Batiknau dan Air Padang) hanya memiliki satu SPBU yang berada di wilayah Kecamatan Lais. Kondisi ini menjadi derita bagi para konsumen, khususnya yang berjarak cukup jauh dari SPBU terdekat. warga setempat berharap, adanya SPBU yang bisa melayani kebutuhan warga terkait BBM bersubsidi. Dengan begitu, warga tak lagi kesulitan mendapatkan BBM untuk kebutuhan sehari-hari. Khomsin, warga Desa Rena Jaya, Kecamatan Giri Mulya mengaku sampai saat ini, warga pun terpaksa menempuh jarak puluhan kilometer agar bisa mendapatkan BBM jenis premium dan pertalite. Salah satu wilayah terdekat yang bisa ditempuh warga adalah di SPBU yang ada di Kota Arga Makmur. “Kalau bisa ada SPBU di kecamatan ini, jadi memudahkan warga khususnya di perbatasan ataupun para penguna jalan,\" harapnya. Karena itu, warga berharap agar pemerintah bisa memfasilitasi pembangunan SPBU dimaksud agar tak berlarut-larut. “Artinya, Pemkab Bengkulu Utara melalui dinas terkait juga harus jemput bola,” katanya. Senada, Nurdi warga Desa Suka Mulya menjelaskan akses Jalan BU-Lebong yang melaluu Kecamatan Giri Mulya sendiri statusnya sudah merupakan jalan provinsi. Sehingga sudah selayaknya ada SPBU dengan fasilitas lengkap yang sekaligus bisa membangkitkan roda perekonomian masyarakat. “Jujur saja, sangat sulit beli premium disni. Maka itu perlu adanya pendirian SPBU secepatnya,” pintanya. Hal senada juga disampaikan Abah Ogin (48) warga setempat lainnya, yang mengaku sangat mendukung sekali apabila pemerintah khususnya Pertamina bisa mendirikan SPBU di wilayah perbatasan. Pasalnya, warga di desa perbatasan sangat sulit bila hendak membeli BBM. Kalaupun ada, warga terpaksa membelinya dari pengecer. Tentu saja, harganya pun lebih mahal dari semestinya. “Kalau harga pengecer jatuh di angka Rp 9 ribu per liter, soalnya belanja bensin jauh. Sehingga para pedagang eceran akan menambah ongkos jalan, apalagi kalau ngambil bensinnya atau premium dari pengecer lagi, itu harganya akan lebih mahal lagi,” pungkasnya. (jho)

Tags :
Kategori :

Terkait