GIRI MULYA RU - Eksekusi proyek gapura tapal batas (tabat) Bengkulu Utara (BU) - Lebong, tepatnya di Desa Rena Jaya Kecamatan Giri Mulya, semakin buram. Informasi terhimpun RU, proyek yang menelan dana APBD Tahun 2017 itu, saat ini menyisahkan fisik bangunan yang terkesan mangkrak. Belum lagi, soal desas-desus dinamika antara OPD terkait dan pihak rekanan yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan, soal alokasi dana proyek belum menemukan kata mufakat. Sekretaris desa (Sekdes) Rena Jaya, Khomsin tak menyangkal belum adanya kabar anyar soal kelanjutan proyek tersebut. Di sisi lain, pihaknya dan masyarakat sangat berharap pembangunan aset di zona eks Padang Bano dapat diselesaikan. \"Belum ada tindaklanjut. Apakah akan diselesaikan atau tidak, kami juga menunggu kepastiannya,\" akunya. Ia menilai, keberadaan gapura itu menjadi simbol eks Padang Bano secara administrasi masuk di Kabupaten Bengkulu Utara. Sehingga sepatutnya pembangunan gapura diselesaikan. \"Gapura ini menjadi simbol pintu masuk daerah di zona perbatasan, dengan Kabupaten Lebong. Alangkah baiknya, fisik bangunan tidak berangsur lama dibiarkan terbangkalai. Kami harap segera dilanjutkan dan diselesaikan,\" pintanya. Camat Giri Mulya, Sugimin, S.Pd turut mengamini soal belum adanya tindaklanjut penyelesaian proyek gapura tersebut. Senada, ia pun ikut mendorong agar gapura tapal batas benar-benar diselesaikan pembangunannya. \"Kami juga berharap demikian. Karena sudah 2 tahun berjalan, proyek gapura tapal batas belum ada tindaklanjut penyelesaiannya,\" pintanya. (jho)
Proyek Gapura Tabat Makin Buram
Rabu 16-10-2019,09:18 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :