Melihat dari Dekat, Tantangan dan Kemeriahan Event JAMBUL #1 Jungkir Balik hingga Patah Tangan, Demi Tanjakan

Senin 14-01-2019,09:42 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

TAK Sekedar melepas penat atau hanya hobi. Event Jelajah Alam Bumi Pekal (JAMBUL) ke 1 yang diselenggarakan oleh komunitas motor trail PH-Track, Sabtu (12/1) lalu, membuat ratusan rider lokal hingga luar provinsi, berpacu untuk mengerahkan seluruh energi dan kemampuannya demi menaklukkan medan berat yang disiapkan panitia. Jungkir balik, sudah biasa dialami para rides namun bagaimana yang berjuang hingga mengalami cidera bahkan patah tangan? Seperti apa keseruannya? Simak laporan Radar Utara berikut; SIGIT HARIYANTO, PUTRI HIJAU Hari Sabtu (12/1) Kemarin, merupakan sejarah baru dan perdana, bagi komunitas motor trail Putri Hijau (PH)-Track untuk membuktikan kesuksesannya dalam melaksanakan event bergengsi. Dengan menyedot perhatian ratusan rider dari berbagai kabupaten di Provinsi Bengkulu hingga luar Provinsi untuk berbondong-bondong mengikuti event ini. Tak hanya soal doorprize, kehadiran para Rider dalam event Jambul ke 1 ini, juga menjadi ajang untuk menguji nyali, mental, skill hingga kemampuan kuda besinya dalam menahlukan medan berat yang siapkan panitia sejak dua bulan terakhir. Selain menyisiri jalur perkebunan masyarakat hingga menjumpai kawasan PLG-Sebelat sebagai habitat Gajah Sumatera. Para rider juga dihadapkan dengan tiga tanjakan yang topografinya curam, panjang hingga menyerupai dinding. Tanjakan menantang itu diantaranya adalah tanjakan Lanang Gile yang berlokasi di area perkebunan masyarakat Desa Air Putih Kecamatan Marga Sakti Sebelat (MSS) dengan ketinggian dan panjang mencapai 20 meter. Tanjakan kedua dan ketiga, lokasinya berdampingan adalah tanjakan Sepuyang dan tanjakan Ubo di Desa Kota Bani Kecamatan Putri Hijau yang memiliki ketinggian mencapai 10 meter dengan kondisi topografi berdiri tegak menyerupai tembok. Masing-masing tanjakan ini, memiliki sensasi dan menjadi tantangan bagi para rider. Tk gampang melewatinya, butuh perjuangan keras. Bahkan, untuk menahlukan tiga tanjakan tersebut, ratusan Rider harus jungkir balik bersama kuda besinya dan ada yang mengalami cidera patah tangan. Selain memberikan kepuasan. Rider yang berhasil menahlukan tiga tanjakan ini, mendapat kesempatan menerima mendali dan hadiah berupa kulkas hingga Hand Phone (HP). \"Nyali dan mental diuji dengan tiga tanjakan. Khusus untuk tanjakan Lanang Gile, hanya satu rider yang berhasil lolos mendapat mendali dan HP. Sedangkan untuk tanjakan Sepuyang dan Ubo yang disebut menyerupai dinding itu. Ada banyak rider yang bisa melewati namun harus berulang-ulang mencoba dan sampai ada yang cidera,\" terang Budi Syahroni, selaku koordinator acara Jambul ke 1 ini. Dikatakan Budi, untuk menahlukan track terjal pada event itu, membutuhkan kemampuan yang komplit. Baik nyali, mental, skill, fisik yang kuat dan kemampuan motor. Budi mengatakan, rider yang lolos pada tiga tanjakan yang disiapkannya, memiliki kemampuan yang komplit alias peserta yang sudah cukup profesional. \"Motornya bagus dan tenaganya luar biasa. Tapi kalau mental dan skillnya tidak ada, ya susah juga untuk menahlukan medan seperti yang kita siapkan itu. Bisa dilihat saat jalannya event, banyak motor peserta yang rusak hingga ridernya mengalami cidera karena berusaha keras untuk menahlukan tanjakan tersebut. Dan mereka tidak kapok karena tanjakan tersebut tantangan tersendiri bagi mereka. Bahkan sangking penasarannya, banyak peserta yang sudah lolos hingga yang tidak lolos, memanfaatkan injuri time untuk mencoba kemampuannya melewati tanjakan tersebut,\" imbuhnya. Usai di garis finish, lanjut Budi, para rider langsung mengikuti proses pembagian hadiah dan pengundian doorprize yang disiapkan oleh panitia. Alhasil, lima motor yang terdiri tiga motor jenis bebek dan dua motor jenis motor cros mini berhasil diboyong oleh pemenang dari peserta dan sejumlah masyarakat umum. Begitupula dengan puluhan dorprize lainnya seperti mesin cuci, kompor gas, helm dan jenis lainnya berhasil dibawa pulang oleh peserta yang hadir. Budi menilai, event kalipertamanya ini, sukses dan berkontribusi positif bagi masyarakat luas. Selain merekat silaturahim, event ini juga mampu mempublikasikan kekayaan alam di Putri Hijau dan MSS, khususnya PLG Sebelat. \"Untuk ukuran event pertama, saya rasa ini cukup sukses. Dan kita melihat, banyak manfaat dan kontribusi positif yang secara tidak langsung maupun langsung, dapat dirasakan oleh masyarakat kita. Konkretnya, SDA kita seperti kekeayaan tambang, perkebunan hingga PLG-Sebelat, ter-promosikan. Selain itu, event ini memberi manfaat langsung bagi masyarakat dalam bentuk putaran uang karena hadirnya rider dari berbagai daerah ini. Tempat penginapan menjadi terisi dan masyarakat kecil, bisa menjajakan jualannya kepada pengunjung yang hadir di lokasi. Dan event ini, tentunya akan kita evaluasi dan kita targetkan bisa terlaksan menjadi agenda rutin setiap tahunnya,\" ujar Alumnus Kesehatan Masyarakat di Unras yang telah menuntaskan pendidikan paska Sarjana di Universitas Padjajaran ini. (**)

Tags :
Kategori :

Terkait