Pengusaha Galian C Tak Hadir, Polisi Sisir Proyek Galian C

Rabu 29-08-2018,10:33 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

Hari ini, Perbaikan Jalan Sepanjang 6 KM Dimulai TAP RU - Agenda rapat koordinasi antara masyarakat dengan para pengusaha tambang galian C dan transportasi yang dijadwalkan akan berlangsung di Aula Kantor Camat Tanjung Agung Palik (TAP), pada Selasa (28/7) kemarin gagal dilaksanakan. Hal itu, terjadi lantaran para pemilik usaha tidak memenuhi undangan pihak Tripika TAP, sebagai fasilitator mediasi penyelesaian persoalan akses jalan rusak, yang sebelumnya diprotes oleh warga. Melihat hal ini, Kasat Lantas Polres Bengkulu Utara (BU) AKP. M. Syahir Fuad, SH, S.Ik mengambil langkah sigap melalui koordinasi bersama Camat Tanjung Agung Palik, Nirwan Tomeri, SH, PLH Danramil Kerkap Pelda. Misdi, Kapolsek Air Besi, Ipda. Nanuk Irawan, SH bersama Kepala Desa dan masyarakat untuk melakukan penyisiran langsung ke sejumlah lokasi proyek galian C di wilayah itu. Kasat Lantas BU AKP. M. Syahir Fuad, SH, S.IK dalam kesempatan itu meminta kepada para pemilik tambang galian C agar melaksanakan kegiatan sosial melalui pembenahan jalan yang saat ini dalam kondisi rusak di wilayah tersebut. \"Ini kami sudah berkoordinasi langsung ke pihak pemilik tambang galian C, karena mereka tidak hadir dalam undangan rapat koordinasi. Tujuannya tidak lain, agar tuntutan warga yang meminta adanya perbaikan jalan oleh pihak pengusaha kuari ini, bisa terselesaikan tanpa menimbulkan konflik yang berkepanjangan,\" jelasnya. Dalam agenda itu, Kasat Lantas bersama Tripika TAP juga merencanakan akan kembali melakukan perbaikan jalan secara gotong royong bersama masyarakat dari 4 desa dalam di Kecamatan TAP untuk melakukan perbaikan jalan yang rusak sepanjang kurang lebih 6 KM. Kegiatan ini di mulai dari titik jalan Desa Tanjung Agung hingga Desa Sengkuang. \"Dari itu kami datangi langsung pihak pemilik galian C tersebut. Tujuannya agar dalam kegiatan perbaikan jalan para pengusaha ini juga ikut serta berpartisipasi untuk menyumbangkan materialnya. Sebab, kebutuhan akses jalan tersebut menjadi akses utama para pemilik tambang galian C selama ini,\" bebernya. M Syahir juga menambahkan, dari kegiatan penyisiran itu, setidaknya ada 7 pemilik usaha pertambangan yang nantinya akan diminta untuk memberikan material batu koral dalam kegiatan perbaikan jalan ini. Di antaranya PT Fetro Rejang-SG, CV. ML Group, UD. Muara Tenang, PT. Rotek, CV. SB, CV. PPA dan satu perusahaan yang berada di Desa Lubuk Gading. \"Harapan kami, mereka semua berpartisipasi sehingga persoalan akses jalan yang menjadi tanggung jawab pihak Provinsi Bengkulu ini segera tuntas dan masyarakat bisa kembali nyaman dalam beraktifitas,\" ujarnya. Sementara itu, Camat TAP Nirwan Tomeri, SH juga mengimbau kepada masyarakat agar dalam pelaksanaan gotong royong perbaikan jalan ini bisa sama-sama dilakukan. Sebab, keberadaan jalan ini merupakan kebutuhan seluruh masyarakat dan bukan hanya milik sejumlah golongan saja. \"Kepada seluruh kepala desa diimbau agar dalam pelaksanaan gotong royong nanti mengajak warganya. Sehingga, pengerjaan perbaikan jalan bisa segera tuntas,\" pungkasnya. Warga Portal Jalan Lagi SEMENTARA ITU, dalam pelaksanaan penyisiran lokasi pertambangan Galian C berlangsung. Puluhan masyarakat, kembali menggelar aksi penutupan jalan, tepatnya pada Desa Alun Dua Kecamatan TAP, Selasa (28/8) sekira Pukul 12.00 WIB. Aksi yang berjalan kurang lebih 15 menit tersebut sempat membuat kemacetan arus lalu lintas, sebelum akhirnya Kasat Lantas Polres BU bersama Tripika TAP membubarkannya secara paksa. Diduga kuat aksi itu kembali terjadi lantaran kekesalan warga yang memuncak, akibat agenda rapat koordinasi yang difasilitasi oleh Tripika TAP dan Polres Bengkulu Utara gagal, karena tidak dihadiri pengusaha pertambangan dan transportir di wilayah itu. Koordinator aksi, Torik dalam kesempatan itu mengaku menuntut kerusakan jalan yang terjadi agar segera dilakukan perbaikan. Sebab, keberadaan usaha material galian C memberikan dampak yang cukup besar dalam mempercepat kerusakan pada jalan tersebut. \"Dengan lambannya perbaikan jalan oleh pemerintah dan ditambah lagi dengan intensitas kendaraan material dengan kapasitas tonase yang cukup tinggi inilah yang semakin membuat kerusakan jalan semakin parah. Maka kami masyarakat meminta adanya tanggung jawab sosial dari pemilik usaha ini,\" tegasnya. Gorong-Gorong Swadaya Rusak TERPISAH, Ketua Gapoktan Kecamatan TAP, Adiyanto mewakili para petani dalam aksi itu juga meminta adanya pertanggungjawaban atas kerusakan gorong-gorong hasil swadaya petani yang rusak akibat akibat intensitas kendaraan material dengan muatan berat tersebut. \"Sebab, gorong-gorong tersebut kami pasang secara swadaya bersama para petani untuk memperlancar pendistribusian air persawahan. Jika itu tidak diperbaiki, maka keberadaan lahan persawahan kami bisa kembali terancam kekeringan. Karena posisi gorong-gorong itu saat ini sudah amblas cukup dalam,\" bebernya. Sementara itu, Kades Alun Dua, Toto Hermanto dalam kesempatan itu mengaku dengan keberadaan akses jalan yang rusak, bahkan dengan kedalaman lubang kini mencapai setengah meter, seringkali membuat para pengendara mengalami kecelakaan lalu lintas. \"Sudah selayaknya jalan ini dibangun. Karena masyarakat sudah semakin resah akan akses jalan ini yang sudah sejak berpuluh-puluh tahun tak tersentuh pembangunan,\" ungkapnya. Bahkan kades juga berharap, perbaikan dilakukan bukan hanya sementara melalui penambalan jalan yang dijadwalkan akan dilakukan secara bersama dengan pihak pemilik usaha galian C. Pihaknya juga mendesak rencana pembangunan jalan oleh pihak Provinsi Bengkulu agar segera direalisasikan. \"Sebab, jika hanya dikoral, itu sifatnya hanya sementara dan tidak akan bertahan lama. Sementara masyarakat membutuhkan akses jalan ini kedepannya bisa setara degan kondisi jalan provinsi di wilayah-wilayah lain,\" tandasnya. (sfa)

Tags :
Kategori :

Terkait