BENGKULU RU - Konflik antara nelayan tradisional dan nelayan penguna alat tangkap pukat harimau (Trawl) tampaknya makin memanas. Terbukti Kamis (1/3) kemarin, sekitar pukul 09.00 WIB ratusan nelayan tradisional di sepanjang pantai kelurahan Malabero Kota Bengkulu bersiaga dengan membawa sejumlah senjata untuk menghalau nelayan trawl.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sejumlah nelayan tradisional, sikap siaga dipicu lantaran beredarnya kabar jika nelayan trawl dari kawasan Pelabuhan Pulau Baai bakal menyerang nelayan tradisional.
Kabar penyerangan itu diduga kuat lantaran diprotesnya kapal trawl beroperasi di laut Bengkulu.
Maka dari itu, kemarin terlihat baik nelayan laki-laki dan juga kaum perempuan tampak membawa kayu, besi, tombak, golok, belati, dan jenis lainnya bersiaga dipinggir pantai.
Di sisi lain, akibat kejadian ini tampak aparat kepolisian dan TNI turut bersiaga di pinggir pantai, guna menjaga agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.
\"Kabarnya rombongan nelayan trawl ndak nyerang kesiko. Makonya kita disiko langsung siaga. Kito dak tahu apo kendak tobo tu, kini ko kito siaga bae dulu. Kito khawatir tobo tu nyerang nelayan tradisional yang kini sedang ditengah laut,\" kata salah satu nelayan, Buyung dengan logat kental melayunya.
Sementara itu, Wakapolda Bengkulu, Kombes Pol. Budi Widjanarko sempat mengumpulkan warga. Dalam kesempatan itu Budi memastikan informasi yang diterima warga tentang penyerangan nelayan trawl hanya isu belaka.
\"Tidak benar kabar itu, kelihatannya memang ada oknum tertentu yang ingin memanaskan suasan. Saya berharap nelayan tradisional jangan terprovokasi,\" tegas Wakapolda.
Menurutnya, kepolisian dari Polairud dan TNI AL sudah bersiaga di pelabuhan Pulau Baai dan menjemput kapal nelayan yang diduga masih menggunakan trawl.
\"Seharusnya informasi ini dikomunikasikan dulu kepada kita, guna memastikan benar tidaknya. Karena kita khwatir nantinya memanas, hingga terjadi hal yang tak diinginkan,\" sesal Budi.
Lebih jauh dikatakannya, meskipun demikian terkait masalah ini pihaknya akan tetap membuat posko pengamanan dan menyiagakan sejumlah personil.
\"Sejumlah personil kita tempatkan dulu di Kelurahan Malabero ini, hingga situasi aman dan terkendali,\" demikian Wakapolda.
- Nelayan Amankan Pukat Gelap
SEMENTARA ITU, tak ingin lagi kecolongan, puluhan nelayan Desa Pasar Palik Kecamatan Air Napal, Kamis (1/3) kemarin, sekitar Pukul 07.30 WIB, melakukan pengejaran terhadap kapal nelayan yang masuk kewilayah perairan Laut Desa Pasar Palik dengan menggunakan alat tangkap trawl berjenis apolo. Hanya saja upaya penangkapan itu belum berhasil dilakukan lantaran para nelayan gelap lebih cepat melarikan diri dan hanya berhasil mengamankan alat tangkap trawl yang sengaja ditinggalkan para nelayan itu untuk menghindari pengejaran nelayan setempat.
Aswan, salah seorang nelayan setempat menceritakan, aktifitas penangkapan ikan menggunakan alat tangkap trawl jenis Apolo itu bermula, ketika nelayan desa setempat pada pagi itu ingin melakukan aktifitas melaut seperti biasa, hanya saja secara tidak sengaja melihat adanya kapal asing tengah beraktifitas melakukan penangkapan ikan. Merasa curiga, sebanyak 8 orang nelayan setempat dengan menggunakan kapal motor kecil melakukan pengejaran.
\"Setelah kami dekati kapal tersebut ternyata tengah melakukan penangkapan ikan menggunakan trawl berjenis apolo,\" bebernya.
Melihat adanya pelanggaran dalam melakukan penangkapan ikan menggunakan alat yang terlarang, para nelayan desa ini sempat meminta nelayan gelap tersebut untuk menghentikan kapalnya. Hanya saja hal itu malah mendapatkan perlawanan dengan menggunakan senjata tajam dan samurai dari para nelayan gelap itu.
\"Sayangnya kami tidak bawa senjata. Makanya kami tidak berhasil mendekati nelayan gelap tersebut dan akhirnya mereka kabur ke arah tengah,\" jelasnya.
Ditambahkan M Yen yang merupakan nelayan yang sama kapal motor nelayan gelap tersebut memiliki ukuran kurang lebih sepanjang 15 meter dengan lebar 3 meter dan bertuliskan nomor 5, yang ditumpangi oleh 5 orang nelayan.
\"Kami perkirakan itu masih merupakan nelayan asli Bengkulu dari pelabuhan Pulaubai. Sebab bahasanya sama dengan kita,\" terangnya.
Adapun yang berhasil diamankan dalam pengejaran ini yaitu seperangkat alat tangkap trawl berjenis apolo yang pada saat kejadian sengaja di potong talinya dari kapal guna menghindari penangkapan nelayan setempat.
\"Alat tangkapnya sudah kami amankan dengan kondisi masih ada ikannya dari semua jenis dan ukuran dengan total berat ikan tersebut berkisar 50 Kg,\" jelasnya.
M Yen mengharapkan kondisi itu bisa segera di sikapi oleh para penegak hukum dalam menegakan aturan yang ada.
\"Sesuai dengan Keputusan Presiden nomor 39 tahun 1980 dan Peraturan Mentri nomor 02 tahun 2015 itu sudah menegaskan adanya larangan aktifitas penangkapan ikan menggunakan Trawl berada di dalam perairan Indonesia,\" tegasnya.
Sebagai informasi, alat tangkap ikan Trawl merupakan sebuah alat tangkap berupa jaring yang berukuran besar yang cara kerjanya ditarik menghunakan kapal atau perahu dan di dukung dengan peralatan modern yang bisa menangkap semua ukuran ikan, udang, kepiting, serta biota lainnya. Hal ini dilarang lantaran banyak menyebabkan biota-biota yang belum matang punah serta tidak dapat berkembang biak untuk menghasilan individu baru.
Menyikapi kondisi tersebut, Kapolres Bengkulu Utara, AKBP Ariefaldi Warganegara, SH, S.Ik, MM langsung melakukan peninjauan ke lokasi untuk melihat situasi di pelabuhan desa Pasar Palik guna meredam rencana aksi demo ratusan nelayan atas kemarahan dan kekecewaan para nelayan yang pada saat kondisi yang sama, para nelayan yang telah berkumpul itu juga membawa bekal Senjata Tajam (sajam).
Didampingi Kapolsek Air Besi, IPTU. Sodri, SH, MH, beserta jajaran polres Bengkulu Utara, Kapolres mengimbau kepada para nelayan untuk tidak melakukan hal-hal diluar batasan.
\"Kami minta jangan sampai berbuat anarkis. Semua persoalan harus di bicarakan dengan kepala dingin,\" tegasnya.
Bahkan selain itu, pihaknya juga mengingatkan untuk tidak terprovikasi oleh seluruh isu yang memancing keributan itu terjadi.
\"Nelayan harus tenang jangan terprovokasi lagi,\" tegasnya.
Disinggung upaya penyelesaian persoalan antar nelayan ini Kapolres mengatakan, penyelesaian persoalan ini bukan menjadi tupoksi pihaknya melainkan pihak Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Bengkulu.
\"Kami hanya mengamankan situasi agar tetap kondusif. Untuk persoalan adanya penemuan nelayan menggunakan alat tangkap Trawl kita tunggu dari pihak DKP dulu,\" jelasnya.
- Danlanal Pastikan Nelayan Aman
DALAM kondisi yang sama, situasi sempat berubah mencekam setelah adanya sejumlah informasi berkembang akan ada penyerangan oleh pihak nelayan Kota Bengkulu menuju pangkalan nelayan Pasar Palik melalui jalur laut. Tak pelak menyikapi hal itu ratusan para nelayan bersama warga setempat sempat terpancing emosi akan melakukan serangan balik.
Untungnya, situasi berhasil diredam setelah Kapolres dan jajarannya langsung ke TKP dan langsung melakukan komunikasi melalui jaringan telphone dengan Pihak Pangkalan TNI AL guna memastikan kondisi ditengah perairan laut serta masa nelayan yang meluncur dari kota Bengkulu dapat diamankan.
Dimana dalam percakapan telepon yang di loudspeker tersebut, pihak Lanal memastikan seluruh nelayan dari Kota Bengkulu sudah dikawal untuk digiring pulang ke dermaga Kota Bengkulu.
\"Saya pastikan tidak akan ada masa mendatangi pelabuhan Desa Pasar Palik. Kami saat ini tengah mengawal seluruh kapal untuk pulang,\" tegas Danlanal.
Bahkan dalam oprasi itu. Pihak Lanal menyampaikan ada tiga nelayan dari Kota Bengkulu yang tengah melakukan penangkapan ikan menggunakan Trawl mengalami luka-luka di kepala akibat adanya keributan dengan nelayan lokal di perairan air laut.
\"Nampaknya itu terjadi ketika nelayan lokal melalukan pengusiran nelayan trawl di perairan laut Lais. Tapi sekrang susah kami evakuasi 3 korban itu beserta sleuruh kapal trawl yang beroprasi,\" bebernya.
Dalam hal itu Lanal juga memastikan nelayan Pasar Palik aman dalam beraktifitas melautnya kedepan.
\"Kami susah melakukan komunikasi dengan ketua nelayan trawl. Untuk sama sama menjaga kondisi aman ini. Saya jamin di bawah 10 mil tidak akan ada kapal trawl dan ketika bertemu dengan kapal trawl saya jamin mereka tidak akan melakukan aksi apa-apa lagi,\" pungkasnya. (tux/sfa)