Di Balik Kisah Bahagia Keluarga Bayi Kembar Tiga

Senin 29-01-2018,16:19 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

  • Keterbatasan Ekonomi dan Tuntutan Asupan Gizi
KEBAHAGIAAN yang diterima pasutri Siswanto dan Ruhaimil, tidaklah seindah perjalanan kehidupannya. Meski bahagia telah menyelimuti keluarga ini, pascadikaruniai 3 orang bidadari kecil yang saat ini telah menginjak usia 6 bulan. Namun untuk asupan gizi yang layak, sangatlah jauh untuk diterima tiga bayi kembar ini. Jangankan untuk membeli kebutuhan ketiga buah hatinya, penghasilan Siswanto, yang berprofesi sebagai buruh bangunan ini masih belum mencukupi untuk menopang kehidupan keluarga sehari-hari. Bagaimana kondisi terkini ketiga bayi kembar itu? Simak laporan berikut; JHONY ISKANDAR - AIR PADANG \"Terima kasih sudah berkenan mampir di gubuk kami mas,\" kata Siswanto menyambut kedatangan Radar Utara di kediamannya, kemarin. Didampingi Eri Herwan selaku Kepala Desa (Kades) Mesigit, Radar Utara dipersilakan masuk di kediaman keluarga ini. Tak ada kesan mewah ataupun berkecukupan. Sejauh mata memandang, hanya terlihat televisi tabunglah yang tampak berharga di kediaman keluarga bayi kembar tiga ini. Rumah semi permanen berukuran 6x6 meter inilah keluarga pasutri Siswanto bersama Kelena Candidita Azni, Calista Razena Natania dan Carisa Milena Aznier, yang tak lain tiga bayi kembar ini menghabiskan hari-hari Ditemani secangkir kopi, obrolan singkat pun dimulai. Sembari memeluk ketiga buah hati yang diletakan di lantai rumah berlapis tikar, tak dapat disembunyikan lelah di wajah Siswanto. \"Di satu sisi, kami sangat bahagia. Namun di sisi lain, saya pribadi merasa gagal. Karena saya belum dapat mencukupi kebutuhan buah hati saya ini,\" ucap Siswanto, sembari menyeka setitik air yang tiba-tiba keluar dari sudut matanya. Mencoba mengalihkan kesedihannya, Radar Utara mencoba membuka kegiatan sehari-hari yang dilakoni ayah ketiga bayi kembar ini. \"Sejak sebelum menikah hingga sekarang, pekerjaan saya hanya kuli bangunan mas,\" jawab Siswanto yang juga diamini oleh sang istri. Dengan nada yang terbata-bata, Siswanto mengaku sudah hampir satu bulan terakhir, tidak ada panggilan kerja yang ia terima. Padahal, akunya, kebutuhan keluarga terutama ketiga buah hati kian hari semakin mendesak. \"Kalau sekarang masih menganggur, sembari menunggu panggilan,\" tuturnya. Diakui Siswanto, penghasilannya dari buruh bangunan tak lebih dari Rp 60 ribu per hari, itulah yang harus diputarnya untuk mencukupi kebutuhan setiap bulannya. Kadang, kalau tidak ada panggilan, ia pun terpaksa berhutang agar kebutuhan dapur dan ketiga buah hati tetap terpenuhi. \"Kalau tidak kerja, bagaimana saya dapat mencukupi kebutuhan anak saya,\" ucapnya sembari berharap ada panggilan kerja. Namun ada hal yang paling menyentuh hati, dalam kehidupan keluarga Siswanto. Pasalnya, Siswanto menyampaikan meski hidup serba tidak berkecukupan, namun ia tetap bersyukur atas apa yang telah diperoleh. Karena Siswanto yakin, di balik kesusahan yang tengah dihadapi, akan ada kebahagiaan dan pintu rezeki untuk ketiga anaknya tersebut. \"Kalaupun terpaksa berhutang, itu sudah jalan terakhir mas. Tetapi meski begitu, saya tetap berusaha agar pinjaman itu lunas. Meski harus banting tulang, prinsip saya, anak dan istri saya jangan sampai hidup dibayangi hutang mas. Namun untuk pemberian gizi kepada ketiga buah hati saya, memang tidak seperti anak dengan orang tuanya yang mampu,\" ujarnya. Kepala Desa (Kades) Mesigit, Eri Herwan tidak menampik faktor ekonomi memaksa ketiga bayi kembar tersebut minim untuk mendapatkan asupan gizi yang layak. Pihaknya, kata Eri bersama warga lainnya juga telah melakukan aksi sosial dengan mengumpulkan sumbangan untuk meringankan beban hidup keluarga Siswanto. Akan tetapi, bantuan itu tentu sifatnya hanya sementara. \"Sangat prihatin memang. Tetapi kami pihak desa juga tidak dapat berbuat banyak. Kami pun berharap ada uluran tangan dermawan untuk membantu, meringankan beban hidup keluarga ini. Terutama soal kebutuhan ketiga bayi kembar itu,\" harap Eri, mewakili keluarga bayi kembar tiga. (**)
Tags :
Kategori :

Terkait