Produksi Cabe di MM 5.287 Kwintal

Kamis 16-11-2017,15:38 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

MUKOMUKO RU - Dalam kurun waktu 10 bulan di tahun 2017 ini, produksi cabe di wilayah Kabupaten Mukomuko mencapai 5.287 Kwintal yang didapat dari lahan tanaman cabe milik masyarakat seluas 214 hektar. Hal ini di ungkapkan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Eddy Aprianto SP, MSi, melalui Kabid Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Hari Mustaman SP, saat dikonfirmasi kemarin. Bahkan ia memprediksi hingga akhir tahun 2017 mendatang, produksi cabe akan mengalami peningkatan mencapai lebih dari 6.000 Kwintal. Sebab, katanya, hingga sekarang ini masih ada ratusan hektar tanaman cabe milik masyarakat belum dipanen. “Yang belum di panen itu masih ratusan hektar lagi, dan kemungkinan panen cabe akan dilakukan mulai akhir bulan ini. Itulah sebabnya, kami taksir sampai akhir tahun produksi cabe asal Kabupaten Mukomuko lebih dari 6.000 hektar. Dan jumlah produksi ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” ungkapnya. Untuk tahun 2018 mendatang, Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko juga telah memiliki program pengembangan lahan tanaman cabe seluas 40 hektar. Pengembangan lahan tanaman cabe ini, juga bagian dari program Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk penguatan produktifitas cabe. Bahkan pengembangan tanaman cabe di daerah ini nanti, seluruhnya akan di tanggung oleh Pemerintah Provinsi. “Mulai dari bibit, pupuk dan yang lainnya. Kalau luas nanti mencapai 40 hektar, yang bakal tersebar dibeberapa wilayah Kecamatan. Tapi untuk kelompok mana saja yang bakal mengelola program pengembangan tanaman cabe ini, masih menunggu verifikasi dari Provinsi,” jelasnya. Ditambahkan, Hari, dengan memperluas lahan tanamn cabe di daerah ini maka kedepanya Kabupaten Mukomuko bisa menjadi salah satu Kabupaten pemasok cabe terbesar di Provinsi Bengkulu. Selain itu harga cabe di Kabupaten Mukomuko yang selama ini tidak pernah stabil, akan menjadi stabil lantaran konsumsi cabe untuk masyarakat tidak lagi di pasok dari luar daerah Mukomuko. “Hingga sekarang ini, masih saja terjadi impor cabe dari Kerinci Jambi atau Padang Sumatera Barat ke Kabupaten Mukomuko. Itulah sebabnya, harga cabe di daerah ini tidak akan pernah stabil. Kalau harga cabe naik secara tiba-tiba, dan kalau harga cabe turun pun juga secara tiba-tiba. Itulah sebabnya, kami akan memaksimalkan program penguatan tanaman cabe supaya harga cabe di Kabupaten Mukomuko bisa stabil dan konsumsi cabe bagi masyarakat tanpa harus mengandalkan dari luar daerah,” demikian, Hari Mustaman. (rel)

Tags :
Kategori :

Terkait