Aksi protes masyarakat di Kabupaten Bengkulu Utara (BU) terkait kondisi infrastruktur jalan kian bermunculan. Setelah warga di Desa Teluk Ajang, Kecamatan Air Padang melakukan aksi protes terkait kerusakan akses jalan desa dengan memasang sejumlah sepanduk bertuliskan \"wisata 1000 lubang\" hingga viral di sosial media Facebook (FB). Kini aksi serupa dilakukan oleh warga Desa Ulak Tanding, Kecamatan Batiknau. Mengapa demikian? Simak laporan berikut; JHONY ISKANDAR - BATIK NAU KESAL dan dongkol, perasaan inilah yang selama ini dirasakan masyarakat di Desa Ulak Tanding dan Desa Seberang Tunggal, Kecamatan Batiknau. Pasalnya, hingga saat ini akses jalan di dua desa tersebut masih dilapisi lumpur. Bahkan, tak jarang pula pengendara terutama kendaraan roda dua menjadi korban lantaran terjatuh saat melintasi akses jalan tersebut. Padahal, akses jalan sepanjang 3 kilometer ini bagi masyarakat sangatlah vital lantaran merupakan akses jalan utama untuk keluar masuk desa. Belum lagi, bagi pelajar sebagai generasi bangsa yang setiap harinya melintasi akses jalan ini, yang justru harus mengorbankan waktu dan seragam mereka lantaran sulitnya medan yang harus ditempuh guna sampai ke sekolah. Tak kuat terus-terusan dalam kondisi seperti ini, puncak kekesalan warga pun muncul. Sembari menutup akses jalan dengan menggunakan satu unit mobil, warga selama satu hari penuh terpaksa memblokade jalan. Aksi ini tak lain buntut kekesalan atas janji pemerintah yang tak kunjung dipenuhi. Tak hanya sebatas memblokade akses jalan tersebut. Salah satu pelajar sembari berdiri tampak memegang kertas berukuran besar yang bertuliskan \"selamat datang di wisata lumpur panjang\". Sindiran atas ketiadaan perhatian pemerintah atas kondisi akses jalan itupun, juga dilampirkan melalui coretan tulisan di kertas tersebut. \"Pak (pemrintah,red) apa kabar? Kapan akan jalan ke sini. Kami sebagai generasi bangsa tentu mengharapkan seragam sekolah yang bersih. Bukan harus terlebih dahulu membersihkan seragam, ketika sampai ke sekolah,\" sindir pelajar yang disalurkan melalui tulisan di kertas tersebut. Disampaikan Teguh, warga yang ikut serta dalam aksi tersebut, aksi membentangkan poster bernada sindiran hingga pemblokiran jalan tak lain puncak atas kekesalan warga. Kepada RU, Teguh mengaku selama ini kondisi akses jalan penghubung 2 desa sudah seringkali disampaikan ke pemerintah. Bahkan saat ada agenda kunjungan wakil rakyat, baik dari daerah hingga legislatif Provinsi Bengkulu. Harapan agar akses jalan penghubung antar desa mendapatkan sentuhan perbaikan, tak luput pula disampaikan. \"Tetapi faktanya, sampai detik ini akses jalan itu semakin parah kerusakannya. Kemana janji politik penguasa selama ini? Kalau seperti ini, masyarakat tidak akan percaya lagi atas janji politisi,\" sesal Teguh mewakili masyarakat, tak terkecuali pengguna jalan. Camat Batiknau, Suryadi, S.STp, M.Si juga tidak menampik adanya adanya aksi atas puncak kekesalan warga akibat kondisi akses jalan penghubung 2 desa itu yang tak kunjung mendapatkan sentuhan perbaikan. Namun demikian, Suryadi menyampaikan pihaknya akan terus berupaya menyampaikan aspirasi masyarakat soal kondisi infrastruktur dasar terutama akses jalan di lokasi itu ke pemerintah. \"Saya pribadi tidak dapat menyalahkan siapapun atas kondisi ini. Yang jelas, kami terus mengimbau agar masyarakat dapat menahan diri serta berhati-hati saat melintasi akses jalan yang kondisinya telah rusak parah. Saya pun berharap sekali agar akses jalan itu mendapatkan sentuhan perbaikan,\" harap Suryadi. Kapolres BU, AKBP Andhika Visnhu, SIK melalui Kapolsek Batiknau, Ipda Malik Havri juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aksi di luar koridor hukum yang berlaku. Begitupula saat berkendara, agar senantiasa waspada dan berhati-hati terutama saat melintasi jalan yang masuk dalam kategori rawan kecelakaan. \"Semoga saja ada solusi baik, atas aksi protes yang disampaikan masyarakat terkait kerusakan akses jalan penghubung antar desa itu,\" demikian Kapolsek. (**)
Setelah Air Padang, “Wisata Lumpur” Ada di Batik Nau
Senin 04-09-2017,15:46 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :